Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengalirkan dana sebesar Rp80 miliar untuk membebaskan 22 rumah warga di kawasan pembangunan underpass Taman Pelangi.
Irvan Wahyudrajad Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya, menargetkan pembebasan lahan dan pemindahan saluran selesai tahun ini.
Sementara pembangunan fisik underpass Taman Pelangi baru akan dimulai pada 2025 mendatang.
“Untuk APBD (2024) kita selesaikan tahun ini untuk pembebasan 22 rumah. Kemudian untuk supporting atau penunjang, kita kerjakan dulu melalui APBD, termasuk ruang terbuka hijau, sambil menunggu (anggaran) dari pemerintah pusat,” kata Irvan pada Kamis (8/8/2024).
Ke depan, diharapkan pembangunan underpass ini tidak hanya mengurai kemacetan di Bundaran Taman Pelangi, tetapi juga di titik lain seperti Simpang Margorejo dan Wonokromo.
“Karena tiga titik ini satu kesatuan. Jadi fokus pada penyelesaian perlintasan tidak sebidang, karena ada rel kereta api di situ, baik di Wonokromo, Margorejo maupun Dolog (Taman Pelangi). Sehingga kami berharap bahwa tiga simpang itu bisa terselesaikan,” tambahnya.
Sebelumnya, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut bahwa pembangunan jalan penghubung di kawasan Bundaran Taman Pelangi akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPPUR). Artinya, biaya pembangunannya akan dibebankan pada APBN.
Pembangunan underpass ini sendiri bertujuan untuk mengatasi kemacetan di area tersebut. Terutama pada akhir pekan atau menjelang libur panjang.
“(Memakan anggaran) sekitar Rp200 miliar. Tujuannya untuk memecah kemacetan, agar tidak menunggu (pengendara di traffic light) terlalu lama,” kata Eri.
Diketahui, Pemkot Surabaya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terkait sejumlah proyek strategis lain yang dapat dibiayai oleh pemerintah pusat. (lta/saf/faz)