Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mengecek ketersediaan dan mencegah penimbunan bahan pokok menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan instansi terkait akan meninjau pasar tradisional, toko swalayan, hingga distributor.
“Sehingga ketersediaan dan harga bahan kebutuhan pokok di Surabaya dapat terjamin dan terkendali,” katanya, Senin (11/11/2024).
Selain pengawasan itu, ia memastikan sejumlah upaya yang selama ini berjalan tetap dilakukan. Mulai pasar murah untuk masyarakat atau operasi pasar bagi pedagang.
“Langkah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dengan lebih terjangkau dan harga murah kepada masyarakat dan pedagang,” tambahnya.
Ia mencatat seoanjang Oktober hingga 8 November 2024, pemkot sudah menggelar pasar murah 18 kali dan gerakan pangan murah dua kali.
“Kami bekerjasama dengan distributor bahan pokok dengan menjual komoditas di bawah harga pasar antara lain, beras, gula, minyak, telur ayam, daging ayam, olahan daging sapi, cabe merah, cabe rawit, bawang merah dan bawang putih,” katanya lagi.
Sementara operasi pasar juga rutin digelar salah satunya mendistribusikan komoditas minyak goreng. “Antara 52.800 hingga 61.800 liter minyak setiap bulan di 9 hingga 17 pasar tradisional,” paparnya.
Selain itu, pemantaun harga dilakukan berkala. Salah satunya dengan membentuk kios-kios Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di 18 pasar.
“Kios TPID ini sebagai sarana pengendalian harga dan pemenuhan bahan pokok dengan harga wajar,” kata dia.
Terakhir ia minta masyarakat tidak panic buying karena dipastikan stok aman. “Ketersediaan stok pangan di Kota Surabaya cukup, kami meminta masyarakat untuk tenang dan tidak perlu membeli dalam jumlah berlebihan,” tandasnya. (lta/bil/ham)