Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melibatkan ratusan relawan Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) yang tersebar di semua kecamatan untuk mencegah kekerasan.
Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya menyebut , elawan PKBM masing-masing kecamatan terdiri dari sepuluh orang.
Selain relawan di kecamatan, Pemkot Surabaya juga memaksimalkan pencegahan lewat tim pemcegahan kekerasan di setiap sekolah.
“Relawan PKBM di masing-masing kecamatan sebanyak 10 orang, TPPK satuan pendidikan jenjang PAUD 3 orang, TPPK satuan pendidikan jenjang SD 286 orang, TPPK satuan pendidikan SMP sebanyak 63 orang,” kata Ida lewat keterangan pers, Rabu (7/2/2024).
Ratusan orang itu dibina dengan penguatan kapasitas di Gedung Wanita Candra Kencana, Jalan Kalibokor, pada Selasa (6/2/2023) kemarin.
Tujuannya, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola asuh positif di keluarga.
Selain itu, peningkatan kapasitas diharapkan ikut meningkatkan dukungan dan kolaborasi relawan PKBM Kecamatan, Satgas PPA Kelurahan, TPPK Satuan Pendidikan, Tim Fasilitator Puspaga Balai RW dan Pokja I TP PKK Surabaya.
Penguatan kapasitas tahun ini akan digelar tiga kali, pertama 6-7 Februari 2024, kedua tanggal 7-8 Mei, dan ketiga tanggal 6-7 Agustus 2024.
Sementara M Ikhsan Sekretaris Daerah Kota Surabaya menekankan, pelecehan anak secara online juga harus jadi perhatian.
“Beberapa literasi dan studi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kekerasan ini antara lain pola asuh, pengaruh internet, dan informasi yang sangat mudah didapat,” tegas Ikhsan. (lta/saf/iss)