Jumat, 22 November 2024

Pemkot Fokuskan Anggaran dan Pembangunan Drainase di Surabaya Barat yang Langganan Banjir

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petugas nampak membersihkan tumpukan ranting di sungai yang mengalir di dekat pemukiman Pakal Madya Barat, Minggu (18/2/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net Petugas nampak membersihkan tumpukan ranting di sungai yang mengalir di dekat pemukiman Pakal Madya Barat, Minggu (18/2/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Pemerintah Kota Surabaya akan memfokuskan anggaran dan pembangunan drainase di Surabaya barat. Khususnya tiga daerah yang menjadi langganan banjir, yaitu Tengger, Pakal dan Benowo.

Syamsul Hariadi Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya mengatakan, selama ini memang anggaran pemkot belum terfokus untuk penanganan banjir di wilayah Surabaya barat.

“Kami mohon maaf kepada warga Surabaya barat karena masih mengalami banjir. Kami sedang bekerja keras mengatasi,” kata Syamsul saat mengudara di Radio Suara Surabaya pada Minggu (18/2/2024).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, kata Syamsul, menginstruksikan penanganan sementara segera dilakukan untuk mengantisipasi genangan air hujan, bersamaan dengan pembangunan drainase permanen.

“Untuk saat ini pembangunan dilaksanakan di wilayah darurat terlebih dahulu. Bersamaan dengan penanganan sementara menggunakan karung-karung pasir. Karena ketahanan karung pasir tidak sampai satu tahun sudah jebol lagi,” kata dia.

Syamsul memaparkan, ketinggian banjir di ketiga wilayah tersebut memiliki ketinggian 50-70 centimeter. Wilayah Pakal sampai Minggu dini hari masih banjir.

Adapun penyebab banjir di masing-masing lokasi tersebut bervariasi.

Banjir di wilayah Tengger adalah banjir kiriman dari wilayah di atasnya yaitu Citraland. Hujan selesai sekitar 30 menit sampai satu jam baru banjirnya datang. “Instruksi Pak Wali kemarin, tanggulnya ditinggikan sambil berkoordinasi dengan pihak Citraland,” ujar dia.

Banjir kiriman, kata Syamsul, biasanya terjadi karena kurangnya area resapan air. “Seharusnya air hujan dapat langsung hilang, meresap ke dalam tanah. Tidak tergenang. Tapi resapan air hujan di Surabaya hanya 20-30 persen, sisanya jatuh di jalan. Butuh waktu sampai masuk saluran,” ungkapnya.

Sementara itu, banjir yang melanda wilayah Pakal terjadi karena kiriman air dari Kabupaten Gresik. Saat ini Pemkot Surabaya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik terkait penangan wilayah banjir di perbatasan Surabaya-Gresik.

“Kemungkinan, ketika wilayah Surabaya diamankan (tanggul ditinggikan), air yang tidak bisa mengalir ke Surabaya akhirnya mengalir ke Gresik. Sehingga ketika DPUTR Gresik terlambat melakukan antisipasi, genangan air akan meluber seperti di Kali Lamong” ujarnya.

Selanjutnya, Syamsul menjelaskan banjir yang melanda kawasan Benowo disebabkan karena saluran air yang tidak normal, tidak terkoneksi, dan ada yang tidak ada salurannya. Selain itu, pembangunan saluran box culvert dari Banyu Urip berhenti tepat di depan Perumahan Benowo dan rencananya akan dilanjutkan tahun ini.

“Pembangunan box culvert di Benowo masih kurang 2 kilometer lagi, jadi untuk tahun ini kita kerjakan sekitar 500 meter, dan tahun depan kita tuntaskan 1.500 meter,” jelasnya.

Air di box culvert dari Benowo ini akan mengalir menuju ke arah utara dan yang di barat menuju ke pompa Sumberejo. Namun, di Sumberejo masih ada satu slot pompa yang kosong dan rencananya tahun ini kapasistas pompa akan ditambah

“Selain itu, di sebelah timurnya Perumahan Benowo Indah terdapat aliran air dari saluran Sememi menuju ke laut dan masih belum ada rumah pompanya, tahun depan rencananya akan kita bangun rumah pompa itu,” tandasnya.(ike/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs