Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Siapkan Kebijakan untuk Cegah Dampak Ekonomi Konflik Iran-Israel

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (tengah) memimpin rapat terbatas dengan seluruh unsur kedeputian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan sejumlah duta besar terkait konflik Iran-Israel di Jakarta, Senin (15/4/2024). Foto: Humas Kemenko Perekonomian Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (tengah) memimpin rapat terbatas dengan seluruh unsur kedeputian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan sejumlah duta besar terkait konflik Iran-Israel di Jakarta, Senin (15/4/2024). Foto: Humas Kemenko Perekonomian

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar konflik Iran-Israel tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga,” kata Airlangga Hartarto dilansir Antara, Senin (15/4/2024).

Menurutnya, dampak domino dari eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah tersebut terhadap pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar, pada Selasa (16/4/2024) pagi.

Ia mengatakan bahwa konflik tersebut berpotensi meningkatkan harga berbagai komoditas, salah satunya minyak akibat terganggunya pasokan serta emas karena bernilai sebagai aset safe haven.

Airlangga juga menuturkan meningkatnya tensi geopolitik di wilayah sekitar Terusan Suez itu pun akan mendisrupsi rantai pasokan gandum dan komponen alat-alat produksi yang dibawa dari Eropa serta meningkatkan biaya kargo.

Maka dari itu untuk mengambil langkah-langkah antisipasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan rapat dengan sejumlah duta besar negara sahabat pada Senin (15/4/2024).

Rapat tersebut salah satunya membahas respons dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait untuk strategi pengendalian nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran.

Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional serta mengambil langkah-langkah terbaik untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Menurutnya, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 5 persen dan inflasi yang terkendali.

Hingga Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia pun masih mengalami surplus sehingga cadangan devisa pada Maret 2024 masih terpantau kuat.

“Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif,” ucap Airlangga. (ant/sya/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs