Kim Yung-ho Menteri Unifikasi Korea Selatan menyebut pembongkaran monumen unifikasi yang dilakukan baru-baru ini oleh Korea Utara dapat menciptakan kekosongan ideologi atau kebingungan di kalangan elite.
Dilansir dari Antara pada Minggu (25/2/2024), Kim Yung-ho menilai langkah itu juga mendorong rezim Korea Utara untuk melakukan provokasi militer guna menciptakan stabilitas.
Pernyataan itu disampaikan Kim Yung-ho dengan mengacu pada pembongkaran yang dilakukan oleh Korea Utara baru-baru ini terhadap sebuah monumen, yang dibuat untuk menghormati upaya-upaya penyatuan kedua negara Korea oleh mendiang pemimpin Korea Utara, Kim Il-sung.
Pembongkaran dilakukan setelah Kim Jong-un pemimpin Korea Utara saat ini menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama dan bersumpah untuk tidak mengupayakan unifikasi antar-Korea.
Kim Yung-ho menilai penghapusan monumen unifikasi yang dilakukan Korea Utara dapat menciptakan kekosongan ideologis atau kebingungan di kalangan elit. Sehingga menyebabkan rezim Korut melakukan provokasi militer untuk menciptakan stabilitas.
“Ada kemungkinan besar bahwa penghapusan prestasi Kim Il-sung dan (ayahnya) Kim Jong-il yang merupakan basis kekuasaan turun-temurun akan menciptakan kekosongan ideologi atau kebingungan di kalangan elit Korea Utara,” ucap Kim Yung-ho.
Jika terjadi konflik internal, lanjutnya, kemungkinan besar akan berujung pada provokasi militer untuk mengatasi krisis tersebut.
“Pemerintah kami menganggap situasi ini sangat serius, dan kami telah menyiapkan tindakan menyeluruh sebagai tanggapannya, termasuk tindakan pencegahan militer,” tutur Kim Yung-ho. (ant/saf/ham)