Paus Fransiskus pemimpin tertinggi agama Katolik pada Minggu (29/9/2024), mengatakan serangan Israel di Gaza dan Lebanon adalah tindakan tidak bermoral dan tidak proporsional.
Dalam perjalanan kembali dari kunjungan empat hari ke Luksemburg dan Belgia, Paus ditanya tentang pembunuhan yang menargetkan Hassan Nasrallah pemimpin Hizbullah dalam serangan Israel di Beirut pada Jumat (27/9/2024), yang menyebabkan banyak korban jiwa dan menghancurkan sejumlah gedung.
“Setiap hari saya menelepon paroki di Gaza. Lebih dari 600 orang berada di sana, di dalam paroki dan sekolah, dan mereka menceritakan kepada saya tentang apa yang terjadi, termasuk kekejaman yang terjadi di sana,” ungkap Paus seperti dikutip dari Antara, Senin (30/9/2024).
“Apa yang Anda katakan kepada saya, saya tidak begitu mengerti bagaimana keadaannya, tetapi pertahanan harus selalu seimbang dengan serangan,” tambahnya.
“Ketika terjadi sesuatu yang tidak proporsional, kecenderungan dominasi yang melampaui moralitas menjadi jelas,” kata Paus.
Dia menyebut negara manapun yang melakukan serangan secara berlebihan sehingga merengut banyak nyawa tak bersalah merupakan tindakan yang tak bermoral.
“Bahkan dalam perang, ada moralitas yang harus dijaga. Perang itu tidak bermoral, tetapi aturan perang menunjukkan adanya beberapa aspek moralitas. Namun, ketika hal ini tidak dihormati, seperti yang kami katakan di Argentina, terlihatlah dendam buruk dari tindakan-tindakan ini,” ujarnya.
Militer Israel telah melancarkan serangan terhadap Lebanon dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah sejak 23 September 2024. Serangan itu menyebabkan sedikitnya 816 orang tewas dan lebih dari 2.500 lainnya terluka.
Serangan besar-besaran tersebut juga menargetkan komandan senior Hizbullah dan memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi dari rumah mereka.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel di Gaza yang disebutnya pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. (ant/nis/bil/ham)