Senin, 16 Desember 2024

Pakar Minta Mendikdasmen Pertimbangkan Lagi Coding untuk Anak SD, Lebih Baik Fokus Nilai Karakter

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Tuti Budirahayu Dosen Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) saat berada dalam konferensi pers pengukuhan guru besar Unair di Unair Kampus C Surabaya, Senin (16/12/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Tuti Budirahayu Dosen Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, alangkah baiknya pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) mempertimbangkan kembali kebijakan akan menerapkan coding dari tingkat SD.

Tuti menyarankan, sebaiknya Abdul Mu’ti Mendikdasmen fokus pada hal-hal mendasar terlebih dahulu, seperti pemahaman tentang norma hingga nilai-nilai karakter.

“Saya rasa itu (coding) masih belum dibutuhkan ya, terutama untuk anak-anak, apalagi SD,” katanya setelah Konferensi Pers Pengukuhan Guru Besar Unair di Unair Kampus C, Surabaya, Senin (16/12/2024).

Ia mengatakan, masih banyak permasalahan anak-anak yang perlu mendapat perhatian lebih, karena sampai sekarang masih saja terjadi kasus bullying hingga kekerasan.

“Menurut saya nomor satu moral dulu yang harus dibenahi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bukan berati tidak boleh belajar coding, tetapi sebaiknya memperbaiki hal-hal yang penting dahulu. Jika ada sekolah atau siswa-siswa yang sudah mencapai tingkat kemampuan bagus, termasuk nilai karakter, menurutnya baru bisa diarahkan ke coding.

“Untuk anak-anak yang belum membutuhkan itu, jangan dipaksakan,” katanya.

Menurutnya, kurikulum harusnya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekolah di masing-masing daerah, sehingga pendidikan yang ditanamkan kepada siswa relevan.

“Sekolah di pedalaman, di pedesaan, itu harus dilihat kebutuhan mereka apa dan kurikulumnya jangan dipaksakan. Menurut saya pemerintah juga harus memperhatikan itu. Tidak bisa itu disamaratakan,” ucapnya.

Segala sesuatunya dalam pembelajaran, kata dia, harus ditata yang bagus. Mendikdasmen juga harus punya data, terkait bagaimana kondisi sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga bisa tahu pasti apa yang harus dibenahi dan kebijakan apa yang harus diambil.

“Jangan asal ngomong deep learning lah, tapi basic-nya itu apa sih? Basic kebijakan untuk pengembangan kurikulum, pengembangan kebijakan pendidikan itu apa? Ditata dulu,” tegasnya.

“Nanti setelah itu step by step. Sekolah-sekolah mana yang siap, silahkan itu nanti diterapkan di sekolah-sekolah itu. Yang belum siap mungkin perlu diberi stimulus dulu. Ditingkatkan kapabilitasnya dulu. Artinya ditumbuhkan dulu apa yang mereka punya,” imbuhnya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana menerapkan pembelajaran coding di sekolah tingkat SD. Mendikdasmen menyatakan, kurikulum coding akan diajarkan mulai kelas 4 SD. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Senin, 16 Desember 2024
27o
Kurs