Jumat, 22 November 2024

Pakar Geologi ITS: Gempa Dangkal di Perairan Tuban Fenomena Langka

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Peta gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo yang berpusat di wilayah Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) siang pukul 11.22 WIB. Peta gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo yang berpusat di wilayah Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024) siang pukul 11.22 WIB. Foto: HO-BMKG

Amien Widodo Peneliti Senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menyebut gempa Tuban masuk dalam kategori dangkal dan jarang terjadi.

“Jadi harus lihat, bahwa gempa ini termasuk baru terjadi ini. Gempa dangkal itu jarang terjadi selama ini, sangat jarang,” ujarnya, pada Jumat (22/3/2024).

Amien mengatakan gempa dengan kedalaman  10 kilometer yang disebabkan oleh sesar aktif itu, membuat jangkauan daerah guncangan semakin meluas hingga daratan Pulau Jawa. Karenanya, hal tersebut menurutnya fenomena langka.

Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa itu, menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas tersebut dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.

“Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya,” jelasnya.

Pergeseran permukaan pada gempa Tuban, kata dia, terjadi secara horizontal, sehingga tidak berpotensi tsunami. Tetapi, gempa tesebut akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.

“Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” ujar Pakar Geologi tersebut.

Dalam kesempatan itu, dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2017, Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa sudah seharusnya pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif, harus melakukan pemeriksaan seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.

“Jadi, memang harus disadari bahwa kita ada di daerah gempa. Jadi harus memulai untuk menyiagakan diri. Masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini,” pungkasnya. (ris/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs