Jens Stoltenberg Sekretaris Jenderal NATO pada Sabtu (25/5/2024), mengatakan dukungan China kepada Rusia untuk menyerang Ukraina telah memperkeruh perang di Eropa.
“China mengatakan ingin menjaga hubungan baik dengan Barat. Namun, di saat bersamaan, Beijing memperburuk perang di Eropa. Kalian tidak bisa mendapatkan keduanya,” ujar Stoltenberg seperti dikutip Antara dari harian Jerman, Welt am Sonntag, Senin (27/5/2024).
Stoltenberg menekankan China punya peran penting soal dukungan mereka terhadap Rusia dalam konflik Ukraina.
Dia mencatat adanya peningkatan yang jelas dalam penjualan suku cadang mesin, mikroelektronika, dan teknologi lain yang digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, dan pesawat terbang dalam perang melawan Ukraina.
Namun, Stoltenberg kembali menegaskan tidak ada rencana mengirim pasukan NATO ke Ukraina atau memperluas payung pertahanan udara aliansi tersebut ke Ukraina, dan sekali lagi menegaskan bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari konflik tersebut.
Meski demikian, dia mendesak negara-negara anggota NATO untuk memberi dukungan kepada Ukraina.
“Belum terlambat bagi Ukraina untuk menang. Kita perlu mengirimkan lebih banyak senjata dan amunisi ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara dan senjata jarak jauh,” jelasnya.
Dia menekankan pentingnya bagi para sekutu untuk memperbarui inventaris militer mereka dan meningkatkan produksi senjata dan amunisi.
Menurutnya, jika Vladimir Putin Presiden Rusia mendapatkan apa yang dia inginkan di Ukraina, tidak akan ada keamanan abadi di Eropa, dan dunia secara keseluruhan akan menjadi lebih tidak stabil.
“Kita harus mencegah Rusia melakukan agresi lebih lanjut. Kebijakan yang menenangkan Putin tidak akan berhasil,” tambahnya. (ant/bil/ham)