Sabtu, 16 November 2024

Mikroplastik Terdeteksi di Organ Tubuh dan Darah Manusia, Perlu Kolaborasi untuk Mengatasinya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Kegiatan Plastic Human yang berisi diskusi, membahas buku dan film lingkungan, serta pameran soal plastik di Surabaya, Jumat (15/11/2024). Foto: Ecoton

Yayasan peduli lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyatakan bahwa mikroplastik ditemukan di darah dan berbagai organ tubuh manusia.

Alaika Rahmatullah Manajer Edukasi Ecoton mengatakan, ketika mikroplastik sudah mencapai aliran darah, partikel-partikel tersebut bisa tersebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan gangguan hormonal.

“Data sains yang kami temukan harus disuarakan agar masyarakat sadar,” katanya dalam kegiatan Plastic Human di Institut Français Indonesia (IFI) Surabaya, Jumat (15/11/2024).

Dengan kondisi semacam itu, kata dia, perlu kolaborasi untuk mengatasi dampak buruk dari mikroplastik, baik terhadap manusia maupun lingkungan hidup.

“Kami merancang berbagai aksi kreatif kombinasi seni dan sains agar informasi ini bisa diserap dengan baik oleh masyarakat, terutama generasi muda yang lebih tertarik pada visualisasi data melalui gambar dan video,” ucapnya.

Ecoton sendiri, dalam mengkampanyekan pengurangan plastik sekali pakai, berpegang pada tiga pilar utama, yakni penelitian, edukasi, dan advokasi. Seluruh upaya tersebut, lanjut dia, harus dibarengi kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari produsen, pemerintah hingga masyarakat.

Dalam kegiatan Plastic Human yang berisi diskusi dan pembahasan sebuah buku tentang plastik hingga nonton bareng film lingkungan serta pameran plastik, Ecoton berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya untuk memperkuat sosialisasi Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2022 yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai.

Moch Rokim Bidang Kebersihan DLH Surabaya mengatakan, upaya pembatasan plastik sekali pakai sangat relevan dengan kondisi Surabaya yang menghasilkan sekitar seribu lebih ton sampah per-hari, yang mana sampah plastik menjadi bagian signifikan. Menurutnya, perlu langkah kolaborasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Untuk menyebarluaskan informasi ini, kami menggunakan berbagai saluran media, termasuk radio dan media sosial seperti Instagram,” ucapnya.

Meski regulasi sudah diterapkan, ia mengaku masih ada tantangan dalam melakukan sosialisasi.

Ke depan, untuk mengurangi plastik sekali pakai, pihaknya berencana menggandeng Dinas Pendidikan dan Badan Gizi Nasional sebagai upaya mengurangi sampah plastik. Termasuk, dalam pelaksanaan makan siang gratis bergizi nantinya.

Seperti diketahui, dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 14-15 November tersebut, Ecoton juga menampilkan beberapa patung organ tubuh manusia sebagai sarana edukasi, serta memasang visualisasi data untuk kampanye kreatif pengurangan plastik sekali pakai. (ris/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 16 November 2024
28o
Kurs