Jumat, 22 November 2024

Menyusuri Kota Lama untuk Mengingat Sejarah Kebhinekaan Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Salah satu sudut di Kota Lama Surabaya yang siap menjadi lokasi wisata baru di Kota Pahlawan. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak lama lagi segera meresmikan kawasan wisata Kota Lama. Berbagai persiapan telah dilakukan, mulai dari penataan tanaman, penerangan jalan umum (PJU), pedestrian, pengecatan gedung tua, dan sebagainya. Semua itu untuk membangkitkan kembali kawasan Kota Lama Surabaya.

Irvan Wahyudrajad Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, mengatakan penataan kawasan Kota Lama bukan sekadar untuk daya tarik wisata dan roda perekonomian di Kota Surabaya saja.

Akan tetapi, juga sebagai untuk mengingat kembali sejarah peradaban Kota Surabaya yang terjalin erat dalam benang kebhinekaan.

“Penataan Kota Lama Surabaya ini, akan terus dikembangkan dan ditata. Tidak hanya sekadar segabai destinasi wisata heritage, tapi juga akan menjadi destinasi wisata pendidikan, wisata kuliner, dan juga wisata religi,” kata Irvan dalam keterangannya, Minggu (23/6/2024).

Kota Lama sendiri dibagi empat zona, yakni zona Arab, Eropa, Melayu, dan Pecinan. Di zaman pendudukan Belanda, kawasan ini menjadi pusat pemerintahan, bisnis, hingga pertukaran budaya berbagai etnis.

Karenanya, Irvan ingin kawasan ini bukan sekadar jadi jujukan wisata saja, tapi tempat mengingat kembali sejarah terbentuknya Kota Pahlawan supaya nilai kebhinekaan semakin erat.

“Di sini, perbedaan bukan menjadi pemisah, melainkan kekuatan pemersatu yang melahirkan kekayaan budaya tak ternilai,” jelas Irvan.

Nanang Purwono, pengamat budaya Begandring Soerabaia mengatakan, Kota Lama bukan sekadar sebuah tempat wisata, tapi tempat budaya yang mempesona yang bisa dijadikan sebagai tempat belajar tentang sejarah.

“Kota Lama adalah bukti nyata bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan persatuan adalah kunci untuk mencapai kemajuan sebuah kota,” kata Nanang.

Meski demikian, dia berpendapat Kota Lama harusnya ada satu zona lagi, yakni Jawa atau pribumi. Letaknya ada di sekitar Ampel Denta. Alasannya, karena di zona ini banyak ditemukan tulisan aksara Jawa.

Maka dari itu, dia berharap kepada pemkot untuk menelisik lebih dalam lagi keberadaan zona Jawa atau pribumi ini. Tujuannya, agar bagian dari sejarah terbentuknya Kota Surabaya tidak terlupakan.

“Bahkan kata Ampel Denta itu berasal dari kawasan Ampel yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Karena pohon bambu kalau terkena angin berbunyi atau berdenta-denta menjadi sebuah bunyi bunyian,” pungkasnya.

Sebelumnya, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, rencananya kawasan wisata Kota Lama akan diresmikan pada 27 Juni 2024. Peresmian tersebut bersamaan dengan kunjungan Budi Arie Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), sekaligus memberikan bantuan 20 unit sepeda listrik untuk Pemkot Surabaya. (bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs