Retno Marsudi Menteri Luar Negeri menyatakan Indonesia tetap dan akan terus mendukung Suriah melakukan pemulihan ekonomi di tengah konflik bersenjata dan sanksi asing yang dihadapi negara itu.
Retno mengatakan dalam Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Jumat (27/9/2024), ada potensi besar yang dapat diraih dengan memperkuat kerja sama bilateral dengan Suriah di berbagai sektor, termasuk ekonomi.
“Kami melihat potensi besar dalam sektor pekerjaan umum dan konstruksi di mana perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia dapat berkontribusi,” katanya, melansir Antara, Sabtu (28/9/2024).
Bersama Bassam Al-Sabbagh Menteri Luar Negeri Suriah, Retno membahas upaya bersama untuk meningkatkan interaksi antara masyarakat kedua negara, melalui program beasiswa dan pelatihan seni bela diri, serta memajukan Islam moderat.
Retno juga mengapresiasi kerja sama dengan pemerintah Suriah dalam proses repatriasi pelaku teroris asing (FTF) Indonesia dari negara tersebut.
Ia juga menekankan bahwa keselamatan WNI yang bekerja dan tinggal di Suriah penting untuk dipastikan oleh otoritas setempat.
Sebagai bentuk komitmen penguatan kerja sama diplomatik antara kedua negara, Retno dan Al-Sabbagh dalam pertemuan pada Jumat menandatangani perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara.
Selain isu kerja sama bilateral, kedua menlu juga disebutkan membahas persoalan Palestina yang telah menyebabkan peningkatan konflik di kawasan Timur Tengah.
Untuk itu, Retno dan Al-Sabbagh sepakat bahwa Indonesia dan Suriah akan terus memberi tekanan kepada Israel agar menghentikan kejahatan kemanusiaan di Palestina serta mendorong dunia supaya tak pandang bulu menegakkan hukum internasional.(ant/kir/iss)