Jumat, 22 November 2024

Maryam Hassanein Pejabat AS Pilih Mundur, Protes Kebijakan Joe Biden “Dukungan Buta” ke Israel

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Para demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di dekat Gedung Putih di Washington, DC, untuk memprotes tindakan Israel di Gaza. Foto : Middle East Eye

Maryam Hassanein menjadi salah satu pejabat pemerintah Amerika Serikat yang mengutuk dukungan AS ke Israel di Gaza. Maryam beranggapan bahwa peperangan ini telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan membahayakan keamanan nasional.

Dikutip dari dari berbagai sumber, perang Palestina-Israel ini telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina dan terus bertambah. Walaupun korban terus bertambah, keputusan Biden memberikan dukungan “membabi buta” kepada Israel ini terus dilakukan. Dari keputusan tersebut menggerakkan Maryam Hassanein mengundurkan diri dari pemerintahan Biden.

“Saya benar-benar berpikir bahwa apa yang saya dan pejabat lain yang telah mengundurkan diri telah lihat, bulan demi bulan, adalah dukungan yang benar-benar membabi buta dan merusak terhadap Israel dan pendudukan Israel bahkan setelah semua kekejaman yang telah mereka lakukan di Gaza,” kata Hassanein kepada Al Jazeera.

Maryam Hassanein, yang menjabat sebagai asisten khusus di Departemen Dalam Negeri AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di akun X-nya bahwa dia mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Selasa. Dia adalah anggota pemerintahan ketiga yang ditunjuk Biden untuk mengundurkan diri.

“Sebagai seorang Muslim Amerika, saya tidak dapat terus bekerja untuk pemerintahan yang mengabaikan suara-suara dari para stafnya yang beragam dengan terus mendanai dan membiarkan genosida Israel terhadap warga Palestina, satu-satunya cara yang saya tahu bagaimana membuat suara saya didengar dan mewakili komunitas saya adalah dengan pergi,” ujar Hassanein.

Argumen yang disampaikan Maryam Hassanein di akun X miliknya. Foto : Postingan X Maryam Hassanein

Sekilas tentang keterlibatan Biden yang mendukung perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023. Sebuah kampanye pengeboman udara  diluncurkan dan kemudian dilengkapi dengan invasi darat ke Gaza.

Pasukan Israel menargetkan rumah sakit, sekolah, tempat penampungan PBB serta daerah pemukiman di Gaza, menewaskan lebih dari 37.000 orang Palestina, menurut angka terakhir dari kementerian kesehatan Gaza.

Sepanjang perang, pemerintahan Biden telah mendukung Israel secara militer melalui pengiriman senjata, dan juga secara diplomatis melalui langkah-langkah pemblokiran di PBB dan membantu menegosiasikan persyaratan gencatan senjata. 

Selama berbulan-bulan, AS telah mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung gencatan senjata dan sepenuhnya mendukung upaya perang Israel, meskipun banyak komunitas internasional, termasuk PBB, menuntut gencatan senjata.

Sejauh ini, sekitar 12 pejabat Biden telah mengajukan pengunduran diri secara terbuka, dengan alasan perang Gaza. Pengunduran diri tersebut berkisar dari beberapa hari pertama perang, ketika pejabat Departemen Luar Negeri Josh Paul mengundurkan diri, dengan alasan “dukungan buta” AS terhadap Israel, hingga sembilan bulan kemudian ketika Hassanein mengundurkan diri. (ala/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs