Stasiun penyiaran negara Israel, Kan, melaporkan bahwa pasukan Israel (IDF) telah menduduki pos Suriah di Gunung Hermon setelah tentara Suriah meninggalkan posisinya di zona penyangga, saat Bashar Assad mengundurkan diri dari jabatan Presiden, Minggu (8/12/2024).
Melansir Antara, Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel beralasan pendudukan itu dilakukan karena pemerintahan sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian pemisahan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai segera setelah Perang Yom Kippur 1973, tidak lagi berlaku karena tentara Suriah telah meninggalkan posisinya.
Netanyahu menegaskan bahwa bersama dengan kepala pertahanan dan dengan dukungan penuh dari kabinetnya, ia telah memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan pos-pos yang mengontrolnya.
Israel sendiri secara aktif telah memperkuat pertahanannya di Dataran Tinggi Golan, di tengah jatuhnya Bashar Assad Presiden Suriah, dan perebutan sebagian besar negara tersebut oleh pasukan oposisi bersenjata.
Avichai Edri Juru bicara IDF setelah pendudukan pos di Gunung Hermon mengeluarkan peringatan, mengimbau penduduk lima kota perbatasan di Suriah selatan itu untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar demi alasan keamanan.
Sebagai informasi, kelompok oposisi Suriah berhasil merebut ibu kota negara Damaskus pada, Minggu (8/12/2024), yang sekaligus membuat Bashar Assad mengundurkan diri dan kabur ke Rusia.
Sementara Mohammad Ghazi al-Jalali Perdana Menteri Suriah mengatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus.
Al-Jalali juga mengatakan bahwa ia telah menghubungi pemimpin kelompok militan yang memasuki kota tersebut.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Bashar al-Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah melakukan negosiasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam konflik selama 13 tahun di negara itu.
Pada Minggu, sebuah sumber di Kremlin juga mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Moskow, dan Rusia telah memberikan suaka kepada mereka atas dasar kemanusiaan.
Sumber tersebut juga mencatat bahwa pejabat Rusia sedang berhubungan dengan perwakilan oposisi bersenjata Suriah, yang pemimpinnya telah menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan institusi diplomatik di Suriah. (ant/kev/bil/ham)