Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menyambut Hari Gizi Nasional yang jatuh pada, Kamis (25/1/2024) besok, dengan mengkampanyekan pencegahan stunting melalui kreasi seni makanan, Rabu (24/1/2024) hari ini.
Moh. Sultan Takdir Alisyabana Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran (BEM FK Ubaya) mengungkapkan, per tahun 2023 ada sebanyak 21,6 persen anak Indonesia mengalami stunting. Jumlah itu sekaligus menjadi terbanyak ke-5 di Asia dan 27 di dunia.
“Sebagai mahasiswa yang belajar ilmu kedokteran, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi memberikan edukasi tentang pencegahan stunting. Dimulai dengan sosialisasi makanan bergizi untuk anak usia dibawah lima tahun melalui food art. Bahan makanannya pun mudah didapatkan,” katanya di Taman Penitipan Anak (TPA) Rumah Ceria Fakultas Psikologi Ubaya.
Konsep food art dipilih, kata dia, agar menarik perhatian dan meningkatkan nafsu makan anak. Makanan itu juga memiliki gizi seimbang untuk mencegah stunting, yakni 35 persen karbohidrat, 35 persen sayuran, 15 persen protein hewani atau nabati, serta 15 persen buah-buahan.
Karbohidrat yang dipilih yakni nasi dan roti, sedangkan lauk terdiri dari protein hewani seperti daging sapi dan telur.
Semua bahan makanan itu dihias dengan sayur-sayuran dan buah-buahan yang biasa dikonsumsi anak-anak. Selain itu, pada makanan tersebut juga ditambahkan susu untuk melengkapi nutrisi.
Hasil dari kreasi makanan tersebut, dibagikan kepada 35 anak-anak Sanggar Kreativitas dan Tempat Penitipan Anak Rumah Ceria dibawah naungan Pusat Konsultasi Layanan Psikologi Fakultas Psikologi Ubaya. Selama berlangsungnya kegiatan, juga ada pemberian edukasi pencegahan stunting kepada orang tua.
“Dengan kegiatan ini, harapannya kami bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan stunting. Selain itu, meningkatkan kreativitas untuk mengatasi nafsu makan anak dan sebagai upaya pencegahan primer terhadap kejadian stunting di Indonesia,” ucapnya.
Seperti diketahui, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. (ris/bil/ipg)