Kamis, 19 September 2024

Lebih dari Luka Fisik, Korban KDRT Perlu Pendampingan Psikologis Intensif agar Tidak Mudah Kambuh

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi kekerasan pada perempuan. Foto: Pixabay Ilustrasi kekerasan pada perempuan. Foto: Pixabay

Uswatun Hasanah Dosen Keperawatan Jiwa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan, dampak fisik dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dapat diobati dengan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi dampak psikisnya bisa menetap dan bisa kambuh kapan pun.

Situasi semacam itu, kata dia, bisa terjadi karena ingatan akan pengalaman buruk bisa muncul lagi ketika korban KDRT berada dalam situasi serupa.

“Trauma merupakan kondisi yang sulit untuk disembuhkan, butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun agar korban kekerasan dapat betul-betul terlepas dari rasa traumanya,” katanya pada Minggu (18/8/2024).

Sehingga, perlu penanganan segera berupa pendampingan psikologis bagi korban KDRT, agar tidak mengalami stress pasca-trauma.

Uswatun memberikan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendampingi proses pemulihan kondisi psikis korban yang baru mengalami KDRT.

Langkah pertama yang dapat dilakukan yakni dengan mengamankan diri ke tempat yang terhindar dari suasana kekerasan, termasuk menjauhkan diri dari pelaku agar KDRT tidak berlanjut.

Kemudian mencari dukungan, terutama dimulai dari orang terdekat, untuk menguatkan psikis diri.

“Menceritakan peristiwa yang dialami merupakan salah satu bentuk terapi. Tentu saja saat memutuskan untuk bercerita kita memilih orang yang tepat yang bisa dipercaya. Bercerita dapat dilakukan pada orang tua, sahabat, kelompok pendukung, maupun terapis,” jelasnya.

Lebih lanjut, bergabung dengan kelompok pendukung yang mengecam KDRT juga bisa membantu dalam memulihkan trauma, karena korban akan menyadari bahwa dirinya tidak sendiri, atau ada orang lain yang mengalami kejadian sama dan saling memberikan dukungan satu sama lainnya.

“Pengetahuan yang cukup terkait kekerasan dan penanganannya sangat diperlukan. Hal itu akan sangat membantu jika suatu saat berada dalam situasi yang sama, sehingga tahu apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dihubungi atau bahkan cara memberikan kode atau tanda bahwa saat ini sedang mengalami kekerasan dan butuh pertolongan,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kunjungan ke profesional kesehatan mental secara berkala juga bagus untuk mempercepat pemulihan. Serta, diiringi dengan latihan mengontrol gejala trauma secara bertahap, seperti melakukan relaksasi, meditasi hingga fokus pada aktivitas yang digemari.

“Menulis juga jadi salah satu bentuk pemulihan yang bisa dilakukan. Dengan menulis, tekanan emosi bisa diluapkan sehingga stress berkurang,” ucapnya.

Ia mengatakan, dengan melakukan langkah tersebut, perlahan rasa trauma korban KDRT akan bisa ditangani. Oleh karena itu,ia juga berpesan agar tetap menjalin hubungan dalam lingkungan sosial, tetapi dengan suasana yang nyaman dan mendukung pengalihana ingatan traumatis.

Seperti diketahui, hal itu ia tekankan setelah secara mengejutkan seorang selebgram Cut Intan Nabila beberapa hari yang lalu mendapat KDRT dari Armor Toreador Gutifante suaminya.

Kabar itu mencuat setelah Cut Intan Nabila membagikan sebuah video KDRT di akun instagram pribadinya. Atas kejadian tersebut, Armor diamankan polisi. (ris/bil/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Kamis, 19 September 2024
27o
Kurs