Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS) Nurul Falah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui program Gerakan Masyarakat Berdaya (Gamasya) yang didanai zakat produktif, LAZIS Nurul Falah memberikan modal usaha dan pelatihan kepada mustahik, seperti guru ngaji dan dhuafa.
Pada Selasa (27/8/2024), beberapa UMKM binaan menerima modal usaha senilai Rp 50 juta. Dana ini digunakan untuk pengembangan usaha kecil agar mereka dapat meningkatkan produksi, kualitas produk, dan memperluas pasar.
Ahmad Ajib Ridlwan Kepala Program Studi Ekonomi Islam Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk pengembangan usaha.
“Kita tidak boleh malu dengan apa yang kita jual, makanya bisa dimanfaatkan teknologi untuk upload story Whatsapp,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (28/8/2024).
Selain aspek teknis kewirausahaan, pelatihan juga menekankan kepedulian sosial.
“Jangan takut untuk meraih hal yang lebih besar, jangan takut berbagi, insyaallah dengan kita membantu sesama pasti Allah SWT akan membantu kita,” imbuh Ahmad Ajib.
Ustaz Yan Putra Timur, dosen Universitas Negeri Surabaya dan tim pendamping UMKM, menggarisbawahi pentingnya pembelajaran berkelanjutan untuk inovasi dan adaptasi dalam bisnis.
LAZIS Nurul Falah bersama FEB Universitas Negeri Surabaya akan melakukan pendampingan intensif pada UMKM binaan.
Rosa Prafitri Juniarti, dosen Universitas Negeri Surabaya, menambahkan bahwa keunikan dan daya tarik produk adalah kunci dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
Program Gamasya diharapkan dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi mustahik, tidak hanya dalam meningkatkan taraf hidup mereka tetapi juga dalam berkontribusi pada perekonomian lokal.
Dengan dukungan berbagai pihak, LAZIS Nurul Falah berupaya menjadikan program ini sebagai model pemberdayaan UMKM yang sukses dan dapat diterapkan di daerah lain. (saf/ipg)