Selama periode Januari hingga Juli 2024, jumlah kunjungan pasien anak dan remaja di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Jawa Timur mencapai 3.000.
Menurut drg. Vitria Dewi Direktur Utama RSJ Menur Jatim, jumlah itu merupakan data kumulatif yang memungkinkan seorang pasien datang lebih dari sekali.
“Data ini kumulatif, khususnya terkait kasus pada anak dan remaja,” ujar Vitria pada Kamis (15/8/2024).
Kasus yang melibatkan anak dan remaja di RSJ Menur berkaitan dengan gangguan perilaku dan perkembangan anak. Vitria mencontohkan, ada anak yang pertumbuhannya lambat sehingga orang tua membawanya ke klinik gangguan belajar di RSJ Menur.
“Misalnya, anak yang tidak bisa diam di kelas. Setelah dideteksi, ternyata anak tersebut hiperaktif dan mengalami masalah di sekolah,” jelasnya.
Gangguan yang dialami anak-anak ini beragam, mulai dari hiperaktif hingga tidak responsif terhadap lingkungan sekitarnya, hingga kecanduan gadget.
“Selain itu, ada juga kasus di mana orang tua melaporkan anaknya yang malas mengerjakan PR, sering bolos, dan tidak mau sekolah. Setelah dicek, ternyata anak tersebut kecanduan gadget,” paparnya.
Vitria mencatat, secara pengamatan, kasus gangguan kejiwaan pada anak dan remaja terus meningkat, terutama dalam dua tahun terakhir. Rata-rata, RSJ Menur menerima hingga 50 kasus per hari.
“Karena peningkatan tersebut, kami memutuskan untuk membuka layanan rawat inap anak pada November 2023. Namun, sejak 2 Agustus 2024, kami sudah mengalami overload, dengan hanya sebelas bed yang tersedia,” tambahnya.
Ia mengimbau para orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan mental anak dengan menjalin komunikasi yang baik dan menerapkan pola asuh yang tepat.
“Jika ada masalah, segera datang ke rumah sakit. Positifnya, masyarakat kini lebih peduli terhadap kesehatan mental. Dengan peningkatan kasus ini, masyarakat semakin paham bahwa masalah ini harus segera diatasi, misalnya dengan mencari bantuan dari psikolog atau psikiater,” tandas Vitria.
Sebelumnya, pada tahun 2023, jumlah pasien anak dan remaja di RSJ Menur mencapai 4.765, dengan rincian 892 pasien pada triwulan pertama, 1.408 pasien pada triwulan kedua, dan 2.465 pasien pada triwulan ketiga. (lta/saf/ipg)