Jumat, 22 November 2024

Korsel Tunggu Kelanjutan Pengembangan Kapal Pengelola Sampah dengan RI

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pemandu menunjukkan model kapal bertenaga hidrogen yang dikembangkan oleh perusahaan multinasional Hyundai bersama Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan, di Busan, Korea Selatan, Jumat (17/5/2024). Foto: Antara

Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan di Korea Selatan menantikan kelanjutan implementasi proyek pengembangan kapal pengelola sampah laut, bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Nota kesepahaman (MoU) untuk mendirikan dan mengoperasikan Pusat Kerja Sama Teknologi Ramah Lingkungan Maritim Korea-Indonesia sebelumnya telah ditandatangani kedua pihak pada Juni 2023.

“Kami masih terus berkoordinasi dengan Indonesia untuk perkembangan selanjutnya,” kata Kim Jeong-hyeon Kepala Peneliti Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan kepada delegasi wartawan Indonesia di Busan, Jumat (17/5/2024) dikutip Antara.

Dalam pertemuan dengan delegasi wartawan peserta program “Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea” yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia itu, Kim menyoroti keunggulan teknologi kapal bertenaga hidrogen untuk pengelolaan sampah laut—yang telah menjadi isu global.

Dengan mengembangkan kapal ramah lingkungan tersebut, nantinya sampah dan plastik di laut bisa disaring kemudian diolah untuk menjadi hidrogen atau sumber energi lain langsung di atas kapal.

Kapal tersebut ditargetkan dapat mengolah sampah laut hingga lima ton per hari, dan bisa beroperasi selama 100 hari untuk sekali masa jelajah. “Nantinya kapal ini akan dibangun dan dioperasikan oleh KKP Indonesia,” kata Kim.

Terpisah, Direktorat Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan dalam keterangannya juga menegaskan upaya Korsel untuk mengubah paradigma penanganan sampah laut, tujuannya tidak hanya untuk memecahkan persoalan lingkungan, tetapi juga membina hubungan yang lebih kuat dengan Indonesia.

Saat ini, Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan tengah membangun kapal pengolah limbah laut tersebut yang ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2026.

Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China. Setiap tahun terdapat 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola, dan 1,29 juta ton di antaranya berakhir di laut. (ant/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs