Jumat, 22 November 2024

Komunitas Nol Sampah Rampok dan Tukar Alat Makan Plastik Pengunjung CFD Darmo Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Wawan Some Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya merampok tas plastik pengunjung CFD Raya Darmo dan menukarnya dengan tas kain, guna mengurangi penggunaan alat sekali pakai serta sampah plastik, Minggu (3/3/2024). Foto : Dani magang suarasurabaya.net

Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat menggelar sosialisasi “Stop Pakai Alat Makan Sekali Pakai” kepada masyarakat di Car Free Day (CFD) Raya Darmo Surabaya, Minggu (3/3/2024).

Acara tersebut digelar dalam serangkaian memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari 2024 lalu. Para anggota komunitas menyebar, menawarkan untuk menukar peralatan makan sekali pakai yang dibawa para pengunjung CFD, dengan alat makan yang bisa didaur ulang.

“Kalau yang hari ini, selain edukasi kepada masyarakat CFD, kita punya kegiatannya nukar, jadi kita ngerampok tas kresek, kemudian ngerampok sedotan plastik dan juga ngerampok sendok plastik. Jadi kita tukar dengan alat makan yang bisa di guna ulang,” kata Wawan Some Wawan Some Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya, waktu ditemui suarasurabaya.net.

Dia menjelaskan, kata rampok dalam kegiatan itu sengaja dipakai karena selama ini masyarakat tidak menolak waktu ditawari untuk ditukar alat makannya. Adapun alat makan baru yang ditukar kepada masyarakat di antaranya berupa sedotan dan sendok stainless, juga tas kain.

Ditambahkannya, sosialisasi tersebut juga merupakan bentuk kepedulian terhadap banyaknya sampah plastik di Surabaya, yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan masyarakat.

“Karena menurut penelitian kami maupun beberapa penelitian dari ITS misalnya, itu sebagian besar sampah kita adalah alat makan sekali pakai dan jumlahnya terus meningkat,” jelasnya.

Wawan menjelaskan, alat makan sekali pakai yang banyak beredar adalah jenis plastik polisterin. Jenis plastik tersebut tidak direkomendasikan untuk kemasan makanan ataupun minuman.

“Kalau dipakai maka risikonya sterin dari polisterin itu akan lepas, menempel di makanan dan minuman, itu bisa menyebabkan kanker, bisa mengganggu sistem reproduksi pada perempuan maupun gangguan pertumbuhan pada anak,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dian Prasetya Ning Tyas Ketua Tim Kerja Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Kebudayaan Masyarakat DLH Kota Surabaya, berharap terlaksananya kegiatan sosialisasi secara rutin, dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengurangi sampah plastik.

“Masyarakat mulai paham, mulai mengerti bahwa sampah plastik itu menjadi sebuah permasalahan. Sehingga mereka pelan pelan mulai beralih dari plastik menjadi kemasan yang bisa di guna ulang,” jelasnya. (dan/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs