Jumat, 22 November 2024

Kemenkes: Tindakan Kecil adalah Upaya Besar Cegah Niatan Akhiri Hidup

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi pencegahan bunuh diri. Foto: Antara

Memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar seminar sebagai langkah edukasi tentang kesehatan mental di kalangan remaja.

Maria Endang Sumiwi Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan mengatakan, kesehatan jiwa sering dianggap sebagai isu sensitif yang jarang dibahas secara terbuka. Akibatnya, gangguan jiwa sering kali disikapi dengan pandangan negatif.

“Padahal, isu ini sangat penting dan serius karena berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menganggap bunuh diri sebagai isu yang sangat serius,” kata Endang, melansir Antara, Jumat (20/9/2024).

Dalam data WHO yang dikutip Endang, menunjukkan bahwa lebih dari 700 ribu orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun.

Di Indonesia, katanya, data dari POLRI menunjukkan bahwa angka kematian akibat bunuh diri pada 2023 meningkat menjadi 1.350 kasus, dari 826 kasus pada tahun sebelumnya.

“Jika tidak ada upaya pencegahan bunuh diri, angka tersebut dapat terus meningkat setiap tahunnya,” dia menambahkan.

Endang menjelaskan, alasan seseorang melakukan bunuh diri sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, dan lingkungan.

Untuk itu, ia menekankan bahwa upaya terkait kesehatan mental, khususnya untuk mencegah kejadian bunuh diri, harus menjadi perhatian semua pihak.

“Melalui tindakan kecil seperti kebaikan sederhana, percakapan terbuka dan mendengarkan tanpa menghakimi, dapat berpengaruh secara signifikan,” dia menuturkan.

Imran Pambudi Direktur Kesehatan Jiwa menjelaskan, guna mencegah bunuh diri, penting untuk menerima diri sendiri, fokus pada kemampuan diri, dan tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.

“It’s okay not to be okay. Jadi, kita harus memiliki kesadaran bahwa kita tidak apa-apa enggak oke, supaya kita enggak stres. Manusia ada kelebihan dan kekurangannya, kita harus bisa menerima hal ini,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya menjadi penerang atau sumber cahaya bagi orang lain, terutama bagi mereka yang sedang mengalami masa sulit. Seperti pada lagu “Flashlight” yang dinyanyikan oleh Jessie J, Imran berharap setiap orang bisa menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

“Inilah yang kita harapkan, kita bisa bersama-sama membuka diri dan bisa membantu kalau temannya ada yang lagi down, menjadi flashlight bagi dirinya sendiri, bagi teman maupun keluarga,” katanya.

Adapun seminar ini berlangsung secara hibrida di Jakarta pada Selasa (17/9), dan dihadiri oleh perwakilan SMA/SMK serta para remaja perwakilan dari forum pemuda.

Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diperingati setiap tanggal 10 September. Tema peringatan tahun ini, yang akan digunakan selama tiga tahun ke depan, adalah “Changing the Narrative on Suicide” atau “Mengubah Narasi Bunuh Diri”, dengan ajakan untuk “Start the Conversation” atau “Memulai Percakapan”.

Tema ini bertujuan meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya mengurangi stigma dan mendorong percakapan terbuka guna mencegah bunuh diri.(ant/kir/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs