Kemenag Surabaya Catat Angka Pernikahan Turun karena Perubahan Pola Pikir Anak Muda

Kementerian Agama Kota Surabaya mencatat angka pernikahan pada 2023 turun dibandingkan 2022. Hal ini ditengarai karena perubahan pola pikir anak muda.

Faisol Kasi Bimas Islam Kemenag Surabaya menyebut, pada 2022 lalu angka pernikahan mencapai 16.721. Sementara pada 2023 menjadi 15.870 pernikahan.

Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa Generasi Z mulai memahami jika pernikahan butuh kesiapan.

“Mereka saat ini punya ekspetasi untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi. Anak-anak muda di Surabaya sudah banyak memahami tentang ruginya kalau nikah muda atau dini. Kematangan itu akan mereka tunjukkan mungkin setelah menempuh pendidikan strata 1 atau sarjana,” kata Faisol pada Selasa (19/3/2024).

Termasuk masifnya sosialiasi bimbingan pernikahan di sekolah-sekolah, menyampaikan gambaran menikah.

“Mereka harus paham, supaya mereka bisa tahu, bagaimana menata kehidupan dia ke depan. Jenjang usai dia, secara mental psikis apakah sudah mampu ketika menikah,” jelasnya.

Juga kelas calon pengantin yang digelar bersama Pemkot Surabaya di masing-masing puskesmas.

“Bagaimana menjadikan pasangan pengantin yang ada di Surabaya ini, bisa melalui kehidupan dengan baik, di di antaranya pencegahan stunting, gizi yang baik untuk ibu hamil, pantauan ibu hamil,” imbuhnya.

Faisol menyebut, ada dua hal yang perlu dikuasai sebelum memantapkan untuk melangkah ke jenjang pernikahan, yakni psikologis dan ilmu agama.

Pentingnya mengetahui tugas dan kewajiban masing-masing pasangan, agar dilakukan dengan baik dan benar dan menjadikan keluarga harmonis.

“Bagaimana menjadi suami yang baik, istri yang baik, mereka harus tau perannya itu seperti apa. Kewajiban dan hak mereka masing harus tau. Jadi, kalau sama-sama mengetahui posisinya, akan tumbuh keluarga sakinah mawadah waramah,” tandasnya. (lta/saf/ham)