Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai merevitalisasi “Zona Pecinan Kya-Kya Kembang Jepun” dan “Zona Eropa” yang masuk wisata Kota Lama.
Hidayat Syah Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya menyebut, revitalisasi Kya-Kya yang baru dilakukan, yaitu memasang papan berbahasa Mandarin di setiap area.
“Ada beberapa intervensi di kawasan itu sesuai dengan temanya. Pemkot Surabaya sudah memulai hal itu dari tahun lalu, yakni di kawasan pecinan Kembang Jepun melalui program Kya-Kya,” kata Hidayat Syah, Rabu (17/1/2024).
Ke depan, dia berharap pengusaha setempat ikut berpartisipasi mandiri memasang papan nama Mandarin.
“Saat ini baru separuh yang dipasang karena masih progres terus. Harapannya dari pemilik bangunan juga bisa berpartisipasi untuk ikut secara mandiri memasang papan nama seperti yang sudah di pasang di bangunan yang lain,” jelasnya.
Sementara untuk revitalisasi lain, akan ditambah dengan pengecatan bangunan dan pelebaran pedestrian.
“Tetapi pelebaran pedestrian ini masih menunggu kajian-kajian dan sosialisasi,” ujarnya.
Usai revitalisasi ini, diharapkan Kya-Kya akan tumbuh seperti Jalan Tunjungan yang ramai dan jadi titik tujuan wisatawan.
“Pengembangan lebih lanjut sebenarnya diharapkan bisa seperti Jalan Tunjungan. Harapannya bukan hanya stan UMKM yang berjualan, tetapi ada yang membuka stan di persil bangunan,” ungkapnya.
Sementara untuk Zona Eropa, sambungnya, beberapa fasilitas akan ditata. Nantinya, wisatawan juga bisa naik angkutan umum Suroboyo Bus dan feeder Wira-Wiri Suroboyo ke zona lain dari Taman Sejarah atau center point.
“Di Taman Sejarah juga sedang proses pengerjaan revitalisasi oleh Disperkim Surabaya. Ada area bermain basket, nanti akan ditambahkan playground, mungkin ditambah F&B, kemudian narasi cerita sejarah tentang kota lama juga akan di tampilkan di sana,” katanya.
Beberapa jalan aspal yang menjadi titik strategis ini rencananya akan diubah dan dipasang cobblestone oleh DSDABM Surabaya. Akan di pasang pula penanda atau identitas jalan nuansa Eropa.
“Eropa street furniture akan dimasukkan di sana, misalkan warna, bentuk, dan PJU. Kemudian akan ada perapian vegetasi karena nanti yang akan ditonjolkan adalah keunikan bangunan lawas gaya Eropa,” jelasnya.
Untuk itu, dia juga mempersilakan agen perjalanan dan komunitas untuk memperkenalkan ke wisatawan. Seperti paket wisata yang sudah dijalankan seperti dari BersukaRia Walk dan Surabaya Walking Tour by Roodebrug.
“BersukaRia Walk menyediakan rute dari Taman Jayengrono – Jembatan Merah – Bangunan Bersejarah di Jalan Rajawali – Gedung Internatio – Gedung Telkom – Penjara Kalisosok – De Javasche Bank. Sedangkan Surabaya Walking Tour by Roodeburg menyediakan rute dari Taman Jayengrono – Viaduct Ex Halte Trem – Museum Hoofdbureau – bangunan bersejarah di Jalan Jembatan Merah, dan Jalan Veteran – Pos Bloc,” pungkasnya. (lta/bil/ipg)