Keluarga korban rombongan SDI Darul Falah Kenjeran Surabaya sempat tak percaya jika minibus yang ditumpangi mengalami kecelakaan menabrak truk di Tol Solo-Ngawi pada Sabtu (13/7/2024) dini hari.
Firdausatun Ni’mah, anak keempat dari Almarhum Abdul Manaf Kepala Yayasan Pendidikan Darul Falah Surabaya yang meninggal dalam kecelakaan Tol Solo-Ngawi, mengaku sempat ditelpon sekitar pukul 03.00 WIB pagi oleh salah seorang guru yang tidak ikut rombongan.
“Tapi waktu itu, kan, tidak aneh-aneh pikirannya,” katanya saat memberi keterangan di kediamannya, pada Sabtu (13/7/2024) malam.
BACA JUGA: Rombongan SDI Darul Falah Surabaya Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi, Enam Orang Meninggal
BACA JUGA: Kecelakaan Rombongan SDI Darul Falah Surabaya, Polisi Duga karena Sopir Mengantuk
Ia menganggap tidak ada apa-apa, hingga beranjak menuju pukul 08.00 WIB, dirinya mulai kepikiran soal guru yang menelponnya pagi-pagi.
“Kemudian saya cerita sama ibu, ada apa ya,” ucapnya.
Tak lama setelah itu, datang seorang pengurus NU setempat ke kediamannya, untuk memastikan benar tidaknya ada rombongan guru Darul Falah Surabaya ke Yogyakarta, karena ada kabar kecelakaan elf di Tol Solo-Ngawi yang hendak menuju Yogyakarta.
“Terus saya mau telepon kakak saya, kebetulan kakak saya itu ikut serta. Nah, sebelum saya telpon, dia ternyata telepon duluan,” tuturnya.
Saat panggilan telepon itu berlangsung, ia mendapat kabar bahwa rombongan guru Darul Falah memang mengalami kecelakaan saat berada di Tol.
Kabar pertama yang dia terima, korban meninggal dunia ada tiga, yakni seorang anak berusia 4 tahun, dan balita berusia 9 bulan bersama ibunya.
“Untuk abi sama adik terakhir saya, masih nggak tahu kabarnya. Ini aku masih berusaha tidak nangis, saya berusaha cari kabar,” ucapnya.
Kemudian, selang sekitar satu hingga dua jam, dirinya mendapat kabar jika ayahnya yang merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Darul Falah Surabaya meninggal dunia.
“Jadi yang meninggal itu ada enam, pengasuh yayasan, guru bahasa arab, guru olahraga, dua cucu ketua yayasan, sama pemandu wisata,” bebernya.
BACA JUGA: Kecelakaan Rombongan SDI Darul Falah, Pemkot Surabaya Kirim Ambulans untuk Jemput Korban Jiwa
BACA JUGA: Kesaksian Guru SDI Darul Falah: Semua Penumpang Tidur Saat Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi
Keenamnya, Abdul Manan Ketua Yayasan Pendidikan Darul Falah Surabaya (70 tahun), Acmad Rofi’uzein (26 tahun) guru olahraga anak terakhir atau ke-6 Abdul Manan, Rifatul Fatati guru bahasa arab (27 tahun) menantu atau istri dari anak ke-5, dan dua cucu Abdul Manan yang bernama Abdurrohim Ahmad Al-Buro’iy (9 bulan) dan Adiba Mulazima Faudah Falah (4 tahun).
Sementara yang luka-luka dengan perawatan medis di rumah sakit ada 14 orang dan 2 orang hanya mengalami memar.
Sementara itu, Luluk Maslirah istri dari Almarhum Abdul Manaf mengatakan bahwa dirinya tidak ada firasat apapun sebelum terjadi kecelakaan yang menimpa rombongan guru Darul Falah Surabaya.
Hanya saja, ia pernah berpesan, agar ketika berpergian tidak hanya menggunakan satu mobil saja, tetapi harus ada barengannya.
“Karena pernah kejadian juga waktu ke pondok di Kediri, ada yang naik kereta, tapi ada juga yang pakai mobil sendiri,” ucapnya.
Saat ini, jenazah dan korban kecelakaan Tol Solo-Ngawi sedang dibawa ke Surabaya. Sedangkan beberapa korban yang harus operasi, masih berada di rumah sakit yang ada di Solo untuk mendapatkan perawatan.(ris/iss)