Kelompok oposisi Venezuela menggelar unjuk rasa menuntut publikasi hasil pemilihan presiden yang dimenangkan Nicolas Maduro petahana di pusat Caracas, Venezuela.
Melansir Antara, para pengunjuk rasa berkumpul di salah satu jalan utama di Caracas, sambil memegang cetakan hasil komisi pemilihan di tangan mereka.
Maria Corina Machado pemimpin oposisi juga ikut dalam aksi tersebut, namun Edmundo Gonzalez calon presiden lawan Maduro tidak ikut serta dalam acara tersebut. Aksi ini berlangsung dengan damai.
Sementara di sisi lain pada tempat yang sama, ribuan warga Venezuela lainnya berkumpul untuk menyatakan dukungan mereka kepada Nicolas Maduro yang memenangi pemilihan presiden.
“Kami turun ke jalan lagi untuk menegaskan kembali dukungan kami kepada Presiden Nicolas Maduro dan kemenangannya pada 28 Juli,” kata Marlon Llamosas, seorang warga kota, kepada Sputnik.
Pemilihan presiden di Venezuela diadakan pada 28 Juli, dan pada hari berikutnya, Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Nicolas Maduro sebagai presiden terpilih untuk periode 2025-2031, dengan perolehan 51 persen suara.
Pada Senin, 29 Juli, protes meletus di Venezuela, dengan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Caracas. Para pengunjuk rasa mulai melemparkan batu dan bom molotov ke arah petugas penegak hukum.
Menurut Kantor Kejaksaan Agung, 77 petugas keamanan terluka, 1.062 orang ditahan atas kasus perusakan infrastruktur negara, ujaran kebencian, dan terorisme.
Pemerintah Venezuela menyatakan bahwa sejumlah negara turut campur dalam pemilihan dan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Moskow menyatakan bahwa oposisi Venezuela harus mengakui kekalahan dalam pemilihan tersebut.
Selain itu, Dmitry Peskov juru bicara Kremlin memperingatkan negara ketiga agar tidak mendukung upaya untuk mengguncang situasi di dalam Venezuela. (ant/bil/iss)