Jumat, 22 November 2024

Jurusan di SMA Dihapus, Pakar: Kesempatan Belajar Lebih Luas, Tapi Sekolah Harus Kawal Minat Siswa

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi. Siswa SMA Negeri. Foto: SMAN 5 Kediri

Holy Ichda Wahyuni Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyatakan, dihapusnya jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih luas.

“Dengan ini, siswa lebih leluasa mempelajari mata pelajaran,” katanya kepada suarasurabaya.net pada Minggu (21/7/2024).

Ia mengatakan, langkah dari Kemendikbud itu memberi kesempatan lebih banyak bagi peserta didik dalam belajar, karena tidak terkotak-kotak dengan jurusan tertentu.

Selain itu, adanya intregrasi antar disiplin ilmu dalam jenjang SMA, menurutnya juga dapat mewujudkan pembelajaran yang holistik.

“Misalnya, pembelajaran tentang edukasi seksual pada remaja, atau kesadaran ekologis bukan hanya tugas bagi siswa yang berada di jurusan IPA, tetapi seluruh siswa membutuhkan konten pembelajaran tersebut,” bebernya.

Lebih lanjut, langkah itu menurutnya juga menjadi jawaban dari beberapa orang tua siswa yang menganggap bahwa jurusan IPA paling baik dibanding jurusan yang lain, tanpa memandang minat dan bakat.

“Asumsinya, agar nantinya bisa leluasa memilih jurusan saat di jenjang pendidikan tinggi. Meskipun seiring berjalannya waktu, kesadaran orang tua tentang pentingnya melihat minat bakat anak juga sudah mulai meningkat,” ucapnya.

Apalagi, menurutnya juga masih ada siswa yang memilih jurusan di SMA bukan karena kebutuhan, minat dan bakat, tapi karena beberapa faktor seperti gengsi, ikut-ikutan temannya, hingga karena permintaan orang tua untuk memilih IPA.

Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa sekolah juga tetap punya PR untuk mengawal dan mengarahkan perancangan studi, agar kebijakan tersebut menjadi peluang dalam terwujudnya pendidikan yang holistik.

Selain itu, sekolah juga tetap harus mendukung pemetaan minat bakat siswa, seperti adanya ekstrakurikuler yang bervariatif hingga adanya fasilitas pembelajaran yang mewadai.

“Hal ini juga perlu ditunjang kesiapan tenaga pendidik dalam menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung, up to date, fokus, dan ditunjang dengan fasilitas pembelajaran lainnya,” tuturnya.

Seperti diketahui, kebijakan menghapus sistem jurusan IPS, IPA hingga bahasa di SMA itu, dilakukan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan menyesuaikan Kurikulum Merdeka yang kini mulai diterapkan di sekolah di seluruh Indonesia. (ris/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs