Joko Widodo Presiden, hari ini, Rabu (18/9/2024), membuka Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 Tahun 2024, di Jakarta.
Dalam pidato sambutannya, Presiden berharap forum tersebut menghasilkan terobosan yang bisa jadi titik tengah dalam berbagi risiko, beban dan keuntungan yang seimbang.
“Saya berharap forum ini bisa menghasilkan terobosan-terobosan besar yang bisa menjadi titik tengah untuk berbagi risiko, untuk berbagi beban, dan tentu juga untuk berbagi keuntungan dengan proporsi yang seimbang, yang memungkinkan untuk segera diambil keputusan, yang memungkinkan segera dilakukan pengerjaan,” ujarnya.
Kemudian, Jokowi juga menginginkan ada langkah besar transisi hijau yang bisa dilakukan bersama-sama, untuk mewujudkan kesejahteraan yang inklusif.
“Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah-langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi ke energi hijau. Kita harapkan langkah besar transisi hijau betul-betul kita lakukan bersama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan yang inklusif, mewujudkan akses energi yang berkeadilan, dan kehidupan dunia yang lebih baik,” imbuhnya.
Jokowi menambahkan, perubahan iklim juga merupakan masalah yang harus diperhatikan bersama, baik negara maju mau pun negara berkembang.
Pada kesempatan itu, RI 1 menyinggung soal lambatnya proses perizinan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Padahal, kata Jokowi, banyak investor yang ingin membangun dan mengembangkan energi hijau di Indonesia.
Menurutnya, investor bakal kabur kalau harus menunggu 5-6 tahun untuk memulai pembangunan konstruksi.
“Kalau saya, enggak kuat saya, meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tapi untuk nunggu 6 tahun enggak kuat. Indonesia sebagai pemilik potensi besar geotermal yang diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia, sekali lagi memiliki banyak peluang untuk dikembangkan, karena saat ini baru 11 persen yang termanfaatkan dari potensi yang ada,” tandasnya.
Sekadar informasi, IIGCE merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API).
IIGCE, salah satu forum panas bumi terbesar yang melibatkan Pemerintah, pelaku usaha, investor, BUMN, lembaga keuangan, asosiasi, akademisi, dan juga dihadiri perwakilan negara-negara sahabat.(rid/iss)