Joko Widodo Presiden RI menyatakan di negara lain tidak ada bantuan pangan beras layaknya yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada masyarakat.
Indonesia justru memberikan bansos beras sebesar 10 kilogram kepada masyarakat kategori tertentu saat dunia mengalami krisis pangan.
Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam acara Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Jumat.
Hal itu disampaikan saat membagikan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada keluarga penerima manfaat di Gudang Bulog Cibitung Kabupaten Bekasi.
“Di seluruh dunia saat ini sedang terjadi yang namanya krisis pangan. Jadi harga beras, yang namanya harga beras juga naik. Tetapi di negara kita, beras diberikan 10 kilogram,” katanya, dilansir Antara, Jumat (16/2/2024).
Ia mengatakan bahwa fungsi negara adalah untuk memberikan bantuan pangan manakala ada kenaikan harga beras.
“Itulah fungsinya negara, membantu kalau ada apa, kenaikan harga beras. Kalau di negara lain kan enggak ada bantuan pangan beras seperti yang kita miliki. Untung APBN kita mampu memberikan,” jelasnya.
Jokowi pun mengaku dapat memahami apabila bantuan beras 10 kg tidak mencukupi untuk kebutuhan per bulan. Namun, setidaknya bantuan itu bisa membantu masyarakat.
“Ya kalau ditanya cukup nggak, pasti nggak cukup. Saya sudah tahu jawabannya seperti itu. Tapi tetap kan ini membantu kan,” kata Jokowi.
Kemudian, katanya, pemerintah sedang menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 kg per keluarga, per bulan. Dan apabila APBN mencukupi maka bantuan akan terus disalurkan setelah Juni.
“Nanti kita lihat di APBN kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan berikutnya. Tapi janji saya yang sampai Juni dulu. Nanti hitung-hitung APBN kira-kira, masih punya duit, bisa ditambah,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada Kamis (15/2/2024), Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan sosial (bansos) pangan beras yang diberikan pemerintah kepada masyarakat membantu dalam pengendalian harga beras di pasar agar tidak naik.
“Tidak ada hubungannya sama sekali (kenaikan harga beras) dengan bantuan beras. Karena justru ini (bansos pangan) yang bisa mengendalikan, karena suplai-nya lewat bansos ke masyarakat,” kata Jokowi usai meninjau stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2).
Jokowi juga mengungkapkan penyebab kelangkaan beras dan meningkatnya harga beras belakangan disebabkan hasil panen beras belum masuk ke pasar.
Selain itu, distribusi juga terpengaruh oleh banjir, misalnya, yang terjadi di Grobogan, Demak, Jawa Tengah. (ant/sya/ipg)