Jens Stoltenberg Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (Sekjen NATO) menegaskan bahwa Ukraina bisa mengandalkan aliansi itu dalam jangka panjang, khususnya perang melawan Rusia.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam konferensi pers usai pertemuan puncak NATO di Washington D.C., Amerika Serikat (AS) pada 9 sampai 11 Juli 2024 lalu.
“Hari ini, kami menunjukkan pesan yang kuat tentang persatuan kepada Moskow (Rusia) bahwa kekerasan dan intimidasi tak berguna. Dan Ukraina dapat mengandalkan NATO saat ini maupun untuk jangka panjang,” kata Stoltenberg seperti dilansir Antara, Jumat (12/7/2024).
Menurut Stoltenberg, NATO telah sepakat untuk mendukung Ukraina menjadi anggota aliansi, di tengah upaya melanjutkan reformasi yang disyaratkan.
Sementara itu, Stoltenberg mengatakan bahwa China tak akan bisa terus memperkeruh konflik militer antara Rusia dan Ukraina. Karena, menurutnya hal itu bisa merugikan kepentingan dan reputasi China sendiri.
Mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat pada akhir tahun ini, Stoltenberg berharap AS akan tetap menjadi sekutu NATO yang kuat dan setia, karena NATO adalah bagian dari kepentingan keamanan AS.
“NATO juga membuat Amerika Serikat semakin kuat dan aman,” tegasnya.
Dia mengakui munculnya pemerintahan baru yang terpilih lewat pemilu demokratis di negara-negara anggotanya, khususnya di Eropa, pada saat yang sama memunculkan pertanyaan terkait komitmen negara tersebut pada NATO.
“Namun, NATO telah terbukti sangat tangguh karena setiap kali (negara anggotanya) memiliki partai (penguasa) dan pemerintahan baru, mereka sadar bahwa setiap anggota NATO lebih aman jika menjadi bagian NATO daripada tidak sama sekali,” kata Stoltenberg. (ant/bil/ipg)