PT Pelindo Marine Service atau Pelindo Marine mengembangkan jaringan pipa distribusi sumber air tawar telah dibangun tahun lalu untuk membantu petani lahan kering di Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Kelompok petani Dusun Peddes di Desa Petaonan sebagai penerima manfaat dari instalasi air Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) anak usaha BUMN Pelindo itu, menyebutnya sebagai “Sumber Air Berkah”.
Fahrudin Koordinator Bidang TJSL Kementerian BUMN menyebutkan bahwa Program TJSL Pelindo Marine tersebut dikembangkan secara multidimensional. Berawal dari dukungan bidang lingkungan, yakni membangun sumur untuk menjadi solusi atas lahan kering. Kemudian berkembang meningkatkan hasil produksi pertanian yang membuat petani mulai berani berdagang untuk manfaat ekonomi. Hingga diharapkan memberikan dampak berkelanjutan, di antaranya pemanfaatan pendapatan tambahan tersebut untuk peningkatan pendidikan anak.
“Ketiga dampak lingkungan, ekonomi (setara pengembangan Usaha Mikro dan Kecil), dan pendidikan tersebut sejalan dengan 3 bidang prioritas Program TJSL Kementerian BUMN. Harapannya skema dukungan ini dapat direplikasi untuk juga menjadi solusi di wilayah lain yang membutuhkan, sehingga tidak hanya berkelanjutan, tapi juga bisa meningkatkan skala kebermanfaatannya,” jelasnya saat meninjau langsung instalasi sumur bor, pompa listrik, tandon air, sekaligus mengikuti tasyakuran bersama kelompok petani, Selasa (24/9/2024).
Hal senada disampaikan oleh Febrianto Zenny Sulistyo Departemen Head Program TJSL Pelindo. Pertimbangan untuk meningkatkan dampak dan skala kebermanfaatan tersebut membuat Pelindo melanjutan dukungan pada Sumber Air Berkah dengan pemasangan jaringan perpipaan.
“Kini dengan adanya Sumber Air Berkah dari Pelindo Marine, lahan menjadi lebih produktif. Karena distribusi air akan meluas dari semula hanya mengairi sekitar 2 hektar lahan, menjadi berpotensi mengairi hingga 7 sampai 10 hektar lahan, sehingga juga meningkatkan jumlah petani penerima manfaat. Dari semula tak kurang dari 20 petani, menjadi sekitar 50 hingga 75 petani. Semakin banyak petani yang terlibat, juga membuat beban biaya dan tenaga pengoperasian menjadi lebih ringan, karena dikelola dengan sistem gotong royong,” ungkapnya.
Sementara, Alfarobi Hasan, perwakilan warga desa, dalam acara tasyakuran menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Pelindo atas dukungan dan pendampingan yang sudah berjalan sejak 2023 lalu. Ia memaparkan bahwa telah banyak perkembangan pada lahan kering yang semula hanya ditanami setahun sekali dan sisanya cuma menjadi tempat bermain untuk menerbangkan burung dara.
“Kini dengan adanya Sumber Air Berkah dari Pelindo Marine telah menjadi lahan produktif. Semula panen padi hanya setahun sekali, kini bisa 2 hingga 3 kali per tahun untuk panen padi. Bahkah sedang dicoba untuk ditanami komoditas jagung. Adanya surplus hasil panen telah membuka mata petani. Bahwa hasil produksi bisa menjadi barang ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga dan harapannya dapat membantu biaya pendidikan anak,” ungkapnya.(iss/ipg)