Public speaking adalah materi penutup hari kedua Bootcamp Jago Ngonten. Materi ini dibawakan oleh Widya Safitri selaku Program Director Suara Surabaya Academy, Sabtu (14/12/2024).
Widya menjelaskan beberapa tujuan public speaking. Salah satunya adalah agar pesan bisa disampaikan dengan jelas, juga dapat memengaruhi pendapat dan sikap audiens, serta untuk menginspirasi atau menghibur audiens.
Ia menyoroti ada yiga langkah yang bagus dalam menerapkan public speaking. Langkah tersebut adalah good plan, good action, dan good improvement.
Dalam membuat rencana yang bagus, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Memiliki bakat dengan suara dan karakter yang khas merupakan salah satu persiapan untuk dapat menerapkan public speaking yang bagus.
Walaupun demikian, memiliki komitmen dan goal adalah langkah yang bagus untuk menerapkan public speaking.
Pemahaman materi adalah persiapan yang harus dilakukan untuk menerapkan public speaking yang baik. Selain itu, pemahaman audiens dan mengelola kecemasan adalah persiapan yang harus dilakukan agar bisa public speaking dengan baik.
Widya Safitri mengungkapkan, pesan dapat disampaikan secara verbal melalui bunyi-bunyian dalam bahasa yang biasa disebut sebagai fonologi dan isi yang disampaikan dengan jelas.
Pesan non-verbal juga bisa dilihat dari gerak tubuh, paralinguistik, dan artifactual. Paralinguistik ini dapat berupa nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme. Sedangkan artifactual adalah penampilan yang harus sesuai dengan acara.
Ia juga mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan public speaking. Hal tersebut di antaranya latihan teratur, mengikuti kursus, bergabung dengan kelompok public speaking, mempelajari untuk menjadi pembicara yang hebat, memperluas kosakata, dan menerima serta mencari umpan balik.
Untuk melakukan public speaking di depan kamera, ada tips yang bisa dilakukan untuk menghasilkan video yang tampak profesional.
Hal tersebut adalah dengan meyakini audiens, melakukan kontak mata dengan fokus hanya pada satu titik, tidak melihat ke kanan maupun kiri, anggaplah sedang berbicara dengan satu orang, bukan dengan banyak orang.
“Dan yang terakhir adalah perhatikan komunikasi non-verbal, jangan melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu,” ujar Widya. (nis/saf/faz)