Jumat, 22 November 2024

Israel Masuk Daftar Hitam PBB Karena Bahayakan Anak-Anak dalam Perang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konferensi pers di perbatasan Rafah sisi Mesir pada Sabtu (23/3/2024). Foto: Xinhua Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konferensi pers di perbatasan Rafah sisi Mesir pada Sabtu (23/3/2024). Foto: Xinhua

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan telah memasukkan Israel ke dalam daftar hitam negara dan organisasi yang membahayakan anak-anak di daerah konflik.

Guterres mengatakan bahwa dirinya telah memberitahukan keputusan tersebut kepada Mayor Jenderal Hidai Zilberman, atase pertahanan Israel di Amerika Serikat.

Melansir Antara, menurut laporan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, upaya sekuat tenaga Israel untuk membujuk Guterres supaya tidak memasukkan Israel ke daftar hitam tersebut gagal. Televisi Israel Channel 13 juga melaporkan hal ini.

Karena itu, Israel akan disebut dalam daftar hitam yang akan dirilis pekan depan sebagai laporan kepada anggota Dewan Keamanan PBB, yang akan membahas laporan tersebut pada 26 Juni.

Bulan lalu, Yedioth Ahronoth dan platform daringnya, Ynet, melaporkan adanya kekhawatiran besar Israel terhadap keputusan tersebut, menyusul sejumlah pernyataan keras Guterres atas Israel.

Sumber yang dikutip warta tersebut menyebut Sekjen PBB itu tidak menyukai Israel dan tidak dapat dipengaruhi. Israel khawatir daftar hitam yang mencantumkan negaranya tersebut akan berimbas pada embargo senjata.

Harian Israel tersebut juga mencatat salah satu konsekuensi dari daftar hitam tersebut adalah rusaknya reputasi Israel ketika laporan tersebut direspons komunitas internasional dan dikutip badan PBB.

Sebelumnya, entitas yang tercantum dalam daftar hitam tersebut adalah negara-negara seperti Afghanistan, Mali, Myanmar, Somalia, Sudan, Yaman, dan Suriah, serta organisasi teroris seperti Al Qaida, ISIS, Al Shabaab, dan Boko Haram.

Laporan yang ditulis oleh Virginia Gamba Perwakilan Khusus PBB untuk Anak dan Konflik Bersenjata tersebut akan merangkum peristiwa tahun 2023, termasuk meningkatnya insiden korban jiwa anak akibat agresi Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Data laporan tersebut berasal dari informasi dari organisasi PBB dan sumber lokal. Pencantuman suatu entitas dalam laporan tersebut akan berimbas pada munculnya laporan rinci terhadap entitas itu.

Dengan demikian, perwakilan khusus PBB tersebut akan membuat laporan spesifik terkait Israel yang akan mereka sampaikan kepada DK PBB. Meski begitu, laporan tersebut tidak eksplisit menyebut Israel atau militer Israel, namun hanya menyebut “pasukan keamanan Israel”.

Rancangan laporan daftar hitam yang diterima pihak Israel beberapa bulan lalu mencantumkan sejumlah pelanggaran yang telah dilakukannya di Jalur Gaza, seperti penggunaan bom di daerah berpenduduk, upaya merekrut anak-anak sebagai informan perang, dan memanfaatkan anak-anak sebagai tameng manusia.

Seperti diketahui, agresi Israel ke Jalur Gaza yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan 36.654 warga Palestina, termasuk 15.500 anak-anak dan 10.300 wanita, terbunuh dan 83.309 lainnya cedera.

Meski demikian, jumlah tersebut kemungkinan besar bertambah karena ribuan korban lainnya masih terjebak reruntuhan bangunan dan belum dapat dievakuasi akibat ancaman serangan Israel. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs