Minggu, 29 September 2024

Hujan Lebat dan Tanah Longsor di Nepal: 66 Tewas, Puluhan Hilang, Ratusan Rumah Terendam

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Evakuasi korban banjir dan longsor di Nepal. Foto: BBC.

Setelah hujan lebat di Nepal menyebabkan banjir dan tanah longsor, setidaknya 66 orang tewas dan 69 lainnya hilang, kata sejumlah pejabat setempat.

Jumlah korban yang ada kemungkinan akan meningkat karena hujan yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga hari Selasa minggu depan.

Ribuan rumah yang terletak di dekat sungai terendam banjir dan sebagian besar jalan raya terputus, sementara rekaman video menunjukkan orang-orang terdampar di atap bangunan.

Volume curah hujan dalam rentang waktu yang singkat lebih dari 200 mm (7,9 inci) sejak Jumat malam (27/9/2024) telah membanjiri hampir semua sungai di lembah Kathmandu.

Selain hujan lebat, tanah longsor di Nepal juga menewaskan lima orang.

Lima orang, termasuk seorang wanita hamil dan seorang gadis berusia empat tahun, tewas ketika sebuah rumah runtuh akibat tanah longsor di Bhaktapur, di sebelah timur Kathmandu.

Dua jenazah telah dikeluarkan dari sebuah bus yang terkubur tanah longsor di Dhading, sebelah barat Kathmandu. Dua belas orang, termasuk pengemudi, disebutkan berada di dalam bus.

Enam pemain sepak bola juga tewas akibat tanah longsor di pusat pelatihan yang dioperasikan oleh Asosiasi Sepak Bola Seluruh Nepal di Makwanpur, di barat daya ibu kota.

Dalam satu adegan dramatis, empat orang yang sangat ingin diselamatkan terhanyut oleh Sungai Nakkhu di lembah selatan Kathmandu.

“Selama berjam-jam, mereka terus meminta bantuan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa.” kata Jitendra Bhandari, seorang saksi mata, dikutip dari BBC, Minggu (29/9/2024).

Tiga orang berhasil diselamatkan di hilir, namun satu orang masih hilang.

Hari Om Malla kehilangan truknya setelah terendam air di Kathmandu.

Ia mengatakan bahwa air telah menyembur ke dalam kabin saat hujan semakin deras pada Jumat malam.

“Kami melompat keluar, berenang, dan berhasil lolos darinya tetapi dompet, tas, dan ponsel saya telah hanyut oleh sungai. Saya tidak punya apa-apa sekarang. Kami bermalam di tempat yang dingin.”

Petugas keamanan menggunakan rakit karet untuk menyelamatkan warga dari daerah banjir di dekat tepi Sungai Bagmati yang meluap setelah hujan lebat, di Kathmandu.

Sejauh ini, lebih dari 2.000 orang telah diselamatkan dari banjir, sementara sedikitnya 200 rumah rusak.

Kementerian Dalam Negeri Nepal mengatakan bahwa hingga Sabtu, 60 orang terluka.

Rumah-rumah pribadi, kantor-kantor, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan pos-pos polisi terlihat terendam dalam video yang diunggah di media sosial.

Prithvi Subba Gurung juru bicara pemerintah mengatakan bahwa banjir juga telah merusak pipa air dan memengaruhi saluran telepon serta listrik.

10.000 petugas polisi, serta relawan dan anggota tentara, telah dimobilisasi sebagai bagian dari upaya pencarian dan penyelamatan.

Pemerintah Nepal menghimbau masyarakat untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu dan melarang perjalanan darat pada malam hari di lembah Kathmandu untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas.

Sebagian besar jalan raya termasuk yang menghubungkan lembah Kathmandu dengan wilayah lain telah diblokir di beberapa tempat.

Perjalanan udara juga terpengaruh pada hari Jumat dan Sabtu, dengan banyak penerbangan domestik ditunda atau dibatalkan.

Musim hujan membawa banjir dan tanah longsor yang tragis setiap tahunnya di Nepal.

Meski demikian, para ilmuwan mengatakan bahwa kejadian curah hujan menjadi lebih intens karena perubahan iklim.

Atmosfer yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak uap air, sementara air laut yang lebih hangat dapat memberi energi pada sistem badai, sehingga membuatnya lebih tidak menentu. (ant/nis/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Minggu, 29 September 2024
34o
Kurs