Harga hewan kurban sapi dan kambing di Kota Surabaya mulai mengalami kenaikan menjelang lebaran Iduladha 1445 Hijriah. Kenaikan harga itu dipicu di antaranya biaya pakan dan rawat ternak yang semakin naik pada tahun 2024.
Bisma Widya Zaki pemilih BWD Farm di Kecamatan Wonocolo, Surabaya mengatakan naiknya harga sapi lebih didominasi faktor obat-obatan dan vaksin hewan yang semakin banyak, membuat para peternak mengeluarkan biaya lebih banyak pula.
“Tahun kemarin mulai harga Rp15 juta per ekor, sekarang paling murah di harga Rp17 juta per ekor,” katanya waktu ditemui suarasurabaya.net, Kamis (16/5/2024).
Selain harga pengobatan, lanjutnya, harga sewa tempat yang melambung tinggi juga menjadi faktor kenaikan harga hewan kurban.
“Kami kan dari Bojonegoro, di sini harus sewa tempat. Setiap tahun pasti ada kenaikan harga sewa lahan yang kami tempati ini,” ucapnya.
Meski demikian, dia menuturkan bahwa kenaikan harga sapi tidak berpengaruh terhadap minat pembeli saat lebaran Iduladha. “Kualitas juga ikut naik, pasti tetap dicari pembeli,” tuturnya.
Terpisah, Udin salah satu pekerja di peternakan sapi yang berada di Jalan Menganti, Lidah Kulon Surabaya mengatakan hal yang berbeda.
Udin menjelaskan, harga hewan kurban yang naik di Surabaya tidak merata. Tidak semua penjual menaikkan harga hewan kurban yang dijual.
“Kalau penjual benar-benar ternak tidak akan naik tinggi, sebaliknya kalau memang penjual beli dari awal (anakan sapi) itu masih cari untung tinggi,” jelasnya.
Ia menuturkan bahwa sapi yang dibeli dari pasar untuk dijual kembali juga akan mengakibatkan kenaikan harga yang sangat tinggi.
“Kalau dekat Iduladha seperti ini, mau beli di pasar langsung juga harganya naik,” tuturnya.
Peternak dari peternakan sapi Gartaman itu mematok harga mulai dari Rp15,5 juta hingga Rp70 juta sesuai dengan bobot sapi yang dicari pembeli. (man/bil/ham)