Kamis, 28 November 2024

Gencatan Senjata Lebanon-Israel: Reaksi Dunia Terhadap Kesepakatan Perdamaian

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Kebakaran terjadi di sebuah gedung yang menjadi sasaran serangan udara Israel di distrik Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut pada 16 November 2024. Foto: AFP

Perang antara Lebanon dan Israel dalam satu tahun terakhir akhirnya menemui jalan terang.

Perang itu dimulai ketika kelompok Hizbullah di Lebanon memulai serangkaian serangan terhadap Israel, tak lama setelah Hamas kelompok Palestina melancarkan serangan lintas batas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Hizbullah mengatakan serangannya itu dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas kepada Hamas dan rakyat di Jalur Gaza. Serangan juga ditujukan untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata di daerah kantong pesisir yang terkepung itu.

Sebagai aksi balasan, Israel membalas dengan serangan udara ke negara itu untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah. Mereka kemudian memperluas serangan dengan invasi darat ke Lebanon pada Oktober.

Serangan Israel ke Lebanon hingga saat ini telah menewaskan total 3.823 orang dan melukai 15.859 orang lainnya.

Dilansir dari Antara, Kamis (28/11/2024), melalui upaya diplomatik yang diupayakan oleh AS dan Prancis, perang tersebut akhirnya dapat diakhiri.

Dan berikut adalah reaksi dunia terhadap gencatan senjata yang akhirnya dapat diwujudkan antara Lebanon dan Israel:

Turki

Turki menyambut kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel, menurut Kementerian Luar Negeri Turki pada Rabu (27/11/2024).

“Kami menyambut baik penyelesaian negosiasi yang sukses untuk menetapkan gencatan senjata di Lebanon dan berharap gencatan senjata tersebut akan bersifat permanen,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mereka kemudian meminta kepada masyarakat internasional untuk menekan Israel agar sepenuhnya mematuhi gencatan senjata dan memberikan ganti rugi atas kerusakan yang mereka timbulkan di Lebanon.

Turki juga menekankan kesiapan mereka untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi terciptanya perdamaian internal di Lebanon.

Mereka juga mengingatkan bahwa untuk memastikan perdamaian dan stabilitas regional, gencatan senjata permanen dan menyeluruh harus dideklarasikan di Gaza sesegera mungkin dan Israel juga harus menghentikan kebijakan agresifnya.

Uni Eropa

Josep Borrell Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa pada Selasa (26/11/2024) waktu setempat, juga menyambut gencatan senjata di Lebanon, menyebutnya sebagai “kelegaan di tengah situasi yang menghancurkan di Timur Tengah.”

Dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X, Borrell memuji Prancis dan AS atas upaya mediasi mereka dalam mengamankan kesepakatan tersebut.

Ia menekankan pentingnya memastikan keberlangsungan gencatan senjata guna melindungi kehidupan warga di Lebanon dan Israel serta untuk memfasilitasi kembalinya warga yang mengungsi secara internal dengan aman.

“Saat ini, penting agar gencatan senjata ini dipertahankan,” tambahnya.

Borrell juga menggarisbawahi perlunya implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 (UNSCR 1701), yang menguraikan langkah-langkah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Dalam seruannya kepada para pemimpin politik di Lebanon, ia menegaskan kembali seruan Uni Eropa untuk pemilihan presiden, seraya menekankan urgensi untuk mengatasi kelumpuhan politik yang berkepanjangan di negara itu.

Ia juga menyoroti hak rakyat Lebanon untuk memperoleh kembali kedaulatan penuh atas urusan negara, tanpa campur tangan eksternal, menandai kekhawatiran Eropa atas pengaruh asing dalam politik dalam negeri Lebanon.

AS-Prancis

Joe Biden dan Emmanuel Macron, Presiden AS dan Prancis, mengeluarkan pernyataan gabungan.

“Hari ini, setelah beberapa pekan upaya diplomatik yang tak kenal lelah, Israel dan Lebanon menerima penghentian permusuhan antara Israel dan Lebanon,” kata pernyataan itu.

“Pengumuman ini akan menciptakan kondisi yang memungkinkan pulihnya ketenangan abadi dan memungkinkan penduduk di Israel dan Lebanon untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka di kedua sisi batas demarkasi Garis Biru,” kata pernyataan itu lebih lanjut.

Inggris, Irlandia, Belgia, Slovenia, Jerman

Keir Starmer Perdana Menteri Inggris menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah kelompok Lebanon, serta menyerukan agar kesepakatan tersebut diubah menjadi “solusi politik yang langgeng.”

“Kita harus segera melihat kemajuan untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, pembebasan semua sandera, dan pencabutan pembatasan terhadap bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan,” tambahnya.

Michel Martin Menteri Luar Negeri Irlandia mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Saya menyambut pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. Kedua belah pihak harus memanfaatkan gencatan senjata ini untuk terlibat secara sungguh-sungguh guna mencapai perdamaian yang langgeng.”

Hadja Lahbib Menteri Luar Negeri Belgia juga menanggapi di X dengan mengatakan “kesepakatan gencatan senjata di Lebanon merupakan langkah penting untuk menghentikan eskalasi di Timur Tengah.”

“Kami menyerukan gencatan senjata di seluruh kawasan, termasuk Gaza. Hanya dengan melanjutkan negosiasi untuk solusi dua negara, perdamaian dapat diwujudkan. Warga sipil harus dilindungi,” katanya.

Berikutnya, Tanja Fajon Menteri Luar Negeri Slovenia juga menyambut pengumuman gencatan senjata tersebut sebagai hal penting. Ia juga berharap gencatan senjata di Gaza dapat segera dilaksanakan, selain juga pembebasan semua sandera dan diakhirinya penderitaan luar biasa yang dialami penduduk.

Sementara itu, Annalena Baerbock Menteri Luar Negeri Jerman juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah “merupakan secercah harapan bagi seluruh kawasan.”

“Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah menunjukkan apa yang mungkin dapat dilakukan dengan cara diplomatik.”

“Kami juga sangat membutuhkan gencatan senjata di Gaza sekarang sehingga sandera Jerman dan semua sandera lainnya akhirnya dibebaskan, dan penderitaan serta kelaparan ratusan ribu perempuan, anak-anak, dan laki-laki akhirnya berakhir,” katanya menambahkan. (ant/nis/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
33o
Kurs