Jumat, 22 November 2024

Gempa Susulan Kembali Guncang Bawean, Puluhan Ribu Warga Masih Trauma Pulang ke Rumah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Sulihan (42) pengungsi yang memilih tidur di tenda depan rumah di Desa Kasuari, Pulau Bawean daripada di rumahnya sendiri karena masih trauma gempa, Selasa (26/3/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Dua gempa susulan mengguncang Pulau Bawean pada Selasa (26/3/2024) sekitar pukul 03.13 dan 04.05 WIB, atau ketika warga sedang sahur. Warga sempat panik pada guncangan gedua karena sempat terdengar suara gemuruh.

Dalam pantauan suarasurabaya.net di sejumlah tenda pengungsian yang berada di sepanjang jalan samping-samping rumah warga di Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura, sempat terasa sedikit guncangan sepersekian detik. Puluhan warga pun langsung keluar tenda dan mencari lokasi lapang.

Sulihan (42) pengungsi yang berada di depan rumah di Desa Suwari, mengaku masih merasakan trauma akibat gempa yang melanda Pulau Bawean pada Jumat (22/3/2024) kemarin yang berkekuatan magnitudo 6.5.

“Saya khawatirkan, saya masih trauma,” kata Sulihan setelah gempa kedua berlangsung.

Pria berusia 42 tahun itu yang tinggal di Desa Dekat Agung, Dusum Bangsal, Kecamatan Sangkapura ini, lebih memilih mengungsi di Desa Suari karena lebih aman.

Sulihan sempat menceritakan bagimana saat gempa susulan dengan kekuatan terbesar melanda rumahnya pada sore itu. Ia dan istrinya saat itu sedang menyiapkan makanan untuk buka puasa.

Namun tiba-tiba terjadi guncangan yang cukup hebat, hingga sebagian atap rumahnya roboh dan mengenai punggung istrinya. Beruntung sang istri tak mengalami luka parah dan sempat menyelamatkan diri ke wilayah perbukitan bersama anak-anaknya.

“Langsung naik ke atas (bukit). Saya tak bawa apa-apa. Setelah sempat landai, saya pulang ambil barang-barang dan milih mengungsi di depan rumah ini. Kebetulan rumahnya kosong, yang punya sedang di Malaysia. Setelah minta izin, akhirnya boleh ditempati di halaman depannya,” kata Sulihan.

Sulihan bersama 14 warga lainnya mendirikan tenda di halaman rumah tersebut dan beralaskan terpal. Semua aktivitas dilakukan di tenda tersebut, mulai dari masak hingga tidur.

“Kalau tidur ya dingin berembun. Kami masih trauma, jadi lebih baik tinggal di sini. Ketika ada gempa seperti tadi, kami bisa langsung lari,” tutur Sulihan.

Sementara itu, menurut informasi dari BMKG, gempa susulan kembali mengguncang wilayah Bawean dan sekitarnya yang berkekuatan magnitudo 3.7 dan magnitudo 4.4, berlokasi di 123 kilometer di Timur Laut Tuban.

Kemudian, hingga Selasa pagi ini pada pukul 04.25 WIB, hasil analisa BMKG mencatat gempa susulan sudah terjadi sejak 279 kali.

Di sisi lain dari data yang dicatat Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim mengatakan jumlah pengungsi per hari Senin (23/3/2024) kemarin mencapai 33.539 orang.

Mereka tersebar di sejumlah desa di Pulau Bawean dan berada di kawasan yang lapang. Gatot menegaskan, jumlah bantuan yang dikirim untuk masyarakat pengungsi akan terus bertambah.

“Itu terdiri dari 10.109 jiwa anak-anak, 18.531 jiwa dewasa, dan 4.898 jiwa lansia. Bantuan untuk para pengsungi ini terus kami siapkan, angkanya bergerak dan bertambah,” ucap Gatot. (wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs