Sabtu, 18 Januari 2025

Fenomena Supermoon Terakhir di 2024 Akan Terlihat di Langit Indonesia Besok

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi fenomena Supermoon. Foto: Reuters

​​​​​Fenomena astronomi Supermoon terakhir pada tahun 2024 yang menyebabkan bulan purnama tampak lebih besar dari biasanya, diperkirakan akan terlihat di langit Indonesia pada, Sabtu (16/11/2024) besok, pukul 04:29 WIB.

Melansir Antara, di belahan bumi lain, tepatnya di zona waktu wilayah pantai timur Amerika Serikat (EST), fenomena Supermoon terakhir tahun 2024 sudah bisa terlihat pada hari ini pada pukul 16:29 EST.

Menurut Earth Sky, sebelumnya terdapat tiga kali fenomena Supermoon yang terjadi pada tahun ini yakni tanggal 19 Agustus yang disebut Blue Moon, 18 September bernama Super Harvest Moon, dan 17 Oktober yang diberi nama Super Hunter Moon. Sedangkan Supermoon terakhir yang terjadi pada tahun ini dinamakan Beaver Moon.

Dari penjelasan NASA, fenomena Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada pada posisi terdekat dengan bumi. Hal tersebut disebabkan karena jalur orbit bulan bukan berbentuk lingkaran sempurna, melainkan oval, sehingga terdapat titik terjauh serta terdekat bulan ketika mengorbit bumi.

Adapun titik terjauh bumi dengan bulan atau yang disebut apogee rata-rata berada pada jarak 253 ribu mil dari bumi. Sedangkan titik terdekat atau perigee rata-rata berjarak 226 ribu mil dari bumi.

Bulan purnama bisa terjadi di posisi manapun selama mengorbit bumi. Namun, apabila hal tersebut terjadi pada saat bulan berada di posisi terdekat dengan bumi maka penampakannya terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Thomas Djamaluddin Ahli astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengimbau seluruh masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob, imbas fenomena Supermoon ini.

Thomas mengatakan fenomena ini berdampak pada peningkatan pasang maksimum di wilayah pantai yang berpotensi menyebabkan banjir pasang atau rob. “Masyarakat di wilayah pantai perlu waspada terhadap kemungkinan banjir pasang atau rob,” katanya.

Ia menjelaskan dampak dari fenomena Supermoon ini juga akan bertambah bila terdapat cuaca buruk di pantai, yang meningkatkan potensi rob untuk melimpas lebih jauh ke daratan.

“Atau bila ada banjir di daratan, banjirnya berpotensi tidak segera surut, karena kondisi pasang air laut yang lebih tinggi,” ujarnya. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 18 Januari 2025
27o
Kurs