Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis (18/7/2024) mengatakan, semua fasilitas kesehatan di Jalur Gaza selatan sudah mencapai ambang kehancuran akibat serangan pendudukan Israel yang hingga kini masih berlangsung.
William Schomburg Direktur Sub-delegasi ICRC di Gaza, menegaskan banyaknya jumlah korban tewas telah menyebabkan rumah sakit ICRC dan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza selatan mencapai titik kritis dan tidak mampu merawat mereka yang mengalami luka serius.
Mengutip Antara, ICRC mengindikasikan bahwa rumah sakit darurat mereka di Rafah, Jalur Gaza selatan memiliki 60 tempat tidur.
Schomburg menjelaskan pemboman yang dilakukan tentara pendudukan di daerah Al-Mawasi Sabtu (13/7/2024) lalu telah menyebabkan 26 korban luka mendatangi fasilitas tersebut, termasuk di antaranya anak-anak yang terkena pecahan peluru.
ICRC menekankan bahwa agresi lain apa pun yang menelan banyak korban jiwa akan memaksa para dokter dan perawat untuk membuat pilihan yang sangat sulit, menjelaskan bahwa kebutuhan medis warga sipil saat ini jauh lebih banyak dari persediaan yang terbatas.
“Fasilitas tersebut menerima tambahan 850 orang di bagian rawat jalan pekan lalu, dengan sekitar separuhnya perempuan dan sepertiganya anak-anak,” kata Schomburg.
ICRC juga membenarkan bahwa sebagian besar pasien sudah berkali-kali mengungsi dan hidup dengan keterbatasan makanan dan air minum di daerah padat, yang membuat mereka lebih rentan tertular penyakit.
Schomburg menegaskan sejak fasilitas tersebut dibuka pada Mei 2024, timnya telah melayani 12.000 konsultasi medis dan melakukan lebih dari 500 operasi bedah. (ant/ham/ipg)