Berkendara bukan sekadar melewati jalanan untuk menuju ke satu tempat tujuan, tapi soal bagaimana etika kita bisa memastikan keselamatan kendaraan satu sama lain di jalanan. Karena pada dasarnya, tujuan etika berkendara adalah untuk menghormati, menghargai dan menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Apalagi dengan adanya jalan tol yang belakangan makin memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, terutama yang mengharuskan masyarakat berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan lebih cepat dibanding jalur konvensional.
Meski demikian, kemudahan di jalan tol kadang tidak dibarengi dengan kesadaran pengemudi akan pentingnya berbagai faktor yang kemudian dianggap sepele. Sehingga, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas di tol, yang rata-rata dikarenakan faktor si pengemudi, mulai mengantuk, kurang konsentrasi, hingga ugal-ugalan saat berkendara.
Hal tersebut juga diamini oleh Dominikus Hari Pratama Direktur Utama Jasamarga Surabaya-Mojokerto yang menyebut kalau setelah pandemi, perilaku pengemudi di jalan tol kini cenderung lebih agresif dan sering melanggar aturan.
“Memang beberapa tahun terakhir ini, begitu pandemi sudah lewat, lalu lintas sudah mulai normal, nah itu yang ternyata perilaku pengemudi di jalan ini agak berbeda dengan sebelumnya. Jadi memang cenderung lebih agresif, kemudian juga tingkat kesalahan agak ada kecenderungan lain,” ungkap Hari waktu mengudara di program Wawasan Suara Surabaya, Senin (16/12/2024) membahas Etika Berlalu Lintas.
Dia mengatakan, kecelakaan di jalan tol mayoritas disebabkan oleh pelanggaran aturan berkendara, seperti kecepatan yang berlebihan dan kurangnya kesadaran akan keselamatan.
Karenanya, Hari mengatakan kalau Jasamarga selaku pengelola tol juga terus mengedukasi masyarakat pentingnya etika berkendara guna menciptakan lalu lintas yang aman dan tertib. Salah satunya lewat kegiatan Temu Pelanggan Jasamarga, Senin pagi ini, di Suara Surabaya Center yang bertema “Etika Tertib Lalu Lintas”.
“Selain kampanye, tentunya dengan Pak Polisi, PJR, kami juga selalu aktif berkoordinasi. Nah itu juga upaya kami untuk bisa menekan angka kecelakaan di jalan tol,” ungkapnya.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang etika berkendara, Jasamarga juga menyelenggarakan program edukasi untuk anak-anak di sekolah dasar. Program ini bertujuan menanamkan pemahaman tentang pentingnya keselamatan dan etika berlalu lintas sejak dini.
“Mungkin berupaya juga memberikan pemahaman atau edukasi keselamatan perlindungan kita sejak dini. Kadi kami juga ada program untuk memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah dasar itu sudah jalan beberapa batch, itu memberi pengetahuan mereka tentang keselamatan,” bebernya.
Selanjutnya selain edukasi, Jasamarga juga memastikan infrastruktur jalan tol tetap aman dan layak digunakan. Tim lapangan siap memantau dan memperbaiki kondisi jalan yang rusak, terutama di musim hujan yang meningkatkan risiko kerusakan jalan.
Terakhir, Hari mengingatkan agar pengendara selalu menjaga kondisi fisik dan emosional saat berkendara, serta memanfaatkan fasilitas rest area jika merasa lelah untuk mencegah kecelakaan.
“Jadi mungkin kami mengimbau atau mengajak bapak/ibu atau teman-teman sekalian yang ada di jalan tentunya saat berkendara, kondisi emosi maupun fisik harus tetap prima. Kalau memang capek dan mengganggu konstentrasi sebaiknya ya berhenti untuk istirahat. Mohon keluarga dari rumah juga supaya mendoakan kita agar selamat. Kita harus ingat, peduli orang lian, juga peduli dengan keluarga di jalan, di rumah terutama,” bebernya. (bil/ham)