Jumat, 22 November 2024

Erdogan Desak Israel Segera Hentikan Serangan Tidak Manusiawi di Gaza

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Recep Tayyip Erdogan. Foto: Reuters

Recep Tayyip Erdogan Presiden Turki pada Minggu (7/7/2024), mendesak Israel menghentikan serangan tidak manusiawi di Gaza yang sejak Oktober lalu telah menewaskan 38.000 warga Palestina.

“Israel harus berhenti melanjutkan pembantaian ini dan mengakhiri serangan tidak manusiawi ini,” kata Erdogan seperti dilansir Antara dari kantor berita Anadolu, Senin (8/7/2024).

Sampai saat ini, lanjutnya, Israel yang bersikeras melakukan serangan dan pembantaian juga menginjak-injak hak asasi manusia juga hukum internasional.

Hal itu juga disampaikannya berkaca dari potensi kesepakatan gencatan senjata di Gaza, yang saat ini tengah dibahas di Doha, Qatar oleh perwakilan Amerika Serikat (AS), Qatar, hingga Israel.

“Mereka sekarang mengatakan gencatan senjata bisa terjadi ‘kapan saja’. Dengan kata lain, kapan saja, berita yang tepat bisa terdengar dari sana. Namun, masalahnya adalah sikap Netanyahu (Perdana Menteri Israel),” ucapnya

Turki, tegasnya, berkali-kali mengatakan bahwa konflik harus diakhiri, serta solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967 akan menjamin perdamaian abadi.

Erdogan juga meminta Israel membatalkan niat untuk menyebarkan konflik di Lebanon menyusul eskalasi antara Israel dan Hizbullah.

“Israel harus membatalkan niatnya untuk menyebarkan konflik ke wilayah tersebut, dan negara-negara Barat, khususnya AS, harus menarik dukungan mereka terhadap Israel pada saat ini,” ucapnya.

Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 87.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan daerah konflik tersebut.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs