Minggu, 24 November 2024

Empat Titik di Sidoarjo Banjir, Waru Terdampak Luapan Avour Buntung

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Banjir di layang Waru pada Selasa (6/2/2024). Foto: Istimewa

Dwi Eko Saptono Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo mengatakan, ada empat titik yang banjir selama musim hujan kali ini yaitu Waru, Tanggulangin, Porong, dan Berbek. Genangan tertinggi terpantau terjadi di wilayah Waru.

“Hasil update pagi ini banyak yang ada di wilayah Kecamatan Waru, Sidoarjo, mulai dari barat sampai dengan timur. Waru banyak terdampak luapan Avour Buntung. Avour ini memang yang terbesar di wilayah Sidoarjo maupun perbatasan Surabaya,” ujar Dwi Eko Saptono kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (6/2/2024).

Avour adalah salah satu sistem drainase untuk mengalirkan air menuju ke hilir atau daerah tempat berakhirnya sebuah aliran sungai.

Ia melanjutkan, khusus banjir di Bungurasih sampai Tambak Sawah–yang juga terdampak luapan Avour Buntung–pada Selasa sore di sisi barat sudah mulai ada penurunan. Sementara itu di sisi tengah Waru juga sudah mengalami penurunan signifikan karena dibantu enam rumah pompa.

Banjir di layang Waru, Sidoarjo pada Selasa (6/2/2024). Foto: Istimewa

Terjadinya banjir di beberapa titik Sidoarjo, disebabkan karena intensitas hujan yang cukup tinggi pada Senin (5/2/2024), serta banyaknya sampah yang masuk ke dalam saluran pembuangan.

“Jadi, sebenarnya kalau hujan nggak begitu tinggi, saluran-saluran itu masih bisa  mengalirkan normal. Namun ketika hujan tinggi, banyak sampah yang terangkut ke drainase (saluran pembuang), nah ini penyebabnya,” kata Eko

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani banjir di Sidoarjo, yakni, dengan menambah satu rumah pompa pada tahun 2023 di Wadung Asri dan normalisasi, serta membuat dua sudetan. Satu sudetan di wilayah Wadung Asri langsung ditarik rumah pompa ke Avour Buntung, yang kedua ditarik ke Avour Cantel.

“Nah dua sudetan yang sebelumnya itu di wilayah Tropodo. Dari hasil giat 2023 sudah berhasil mengatasi di wilayah Tropodo dan Wadungasri sekitarnya. Genangannya cukup tinggi, (luasnya) sampai dengan 600 sekian meter persegi, sekarang ini sudah teratasi,” ucapnya.

Berdasarkan perencanaan strategis PU BMSDA, pada 2025 mendatang di wilayah Berbek, akan dibangun satu rumah pompa. Fungsinya untuk menutup pintu air, sehingga, ketika Kali Buntung meluap, maka genangan yang ada di Berbek tidak bisa mengalir ke Kali Buntung.

Sementara itu, di Tanggulangin karena wilayah cekungan, salah satu alternatif penanganannya adalah dengan pompa. Rumah pompa tersebut bersifat mempercepat estafet luncuran menuju ke saluran pembuang.

“Setelah kami pasang lima rumah pompa, dan tujuh pompa mobiling untuk daerah-daerah yang memang tergenangnya itu parsial. Dan juga ada tambahan dua pompa mobiling dari BPWS,” tambahnya.

Untuk upaya jangka menengah dan panjang, Dinas PU Bina Marga Dan Sumber Daya Air  (PU BMSDA) Sidoarjo bersama dengan pemerintah pusat telah memikirkan alternatif lain dalam menanggulangi banjir, yakni membuat dam muara.

“Dam muara ini, kami mencoba menangkal dari Avour Buntung dan Avour Sidokare. Karena secara teknisnya, jika air laut pasang sampai dengan 140 centimeter, itu intrusinya air laut bisa masuk sampai 18 kilometer ke daratan,” pungkasnya.

Dwi Eko juga menjelaskan sementara ini telah me-nol-kan saluran irigasi di wilayah rawan genangan tanpa pemukiman atau area persawahan Porong. Meskipun saluran irigasinya Porong Kanal dan Mangetan Kanal yang menuju arah Waru di-nol-kan, hujan yang merata beberapa hari ke depan masih bisa men-support kebutuhan air.

Pihaknya juga mewaspadai banjir rob dalam tiga sampai empat hari ke depan. BMKG menginformasikan pada hari ini pasang air laut kurang lebih 100 centimeter. Tiga sampai empat hari ke depan mencapai puncak rob, diprediksi ketinggian pasang air laut mencapai 140 centimeter.

Pada kesempatan yang sama, Dwi Eko juga mengajak seluruh masyarakat Sidoarjo untuk bersama-sama membersihkan lingkungan agar dapat mengurangi risiko banjir. Karena, banyaknya sampah yang terbawa oleh air hujan menjadi salah satu penyebab utama penyempitan saluran pembuangan, yang memperparah kondisi banjir. (ike/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs