Kontingen BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengangkut miniatur Jembatan Kuno Petekan dalam event nasional tahunan, Parade Bunga dan Budaya Surabaya Vaganza 2024, Minggu (26/5/2024).
Mobil hias Pelindo tampil mencolok dengan memamerkan miniatur Jembatan Kuno Petekan berbahan rangkaian bunga petik segar impor dan lokal, setinggi 4,4 meter.
Jembatan Petekan (semula dinamai Ferwerda Brug) merupakan cagar budaya Kota Surabaya yang dahulu beroperasi sekitar tahun 1939 sebagai gerbang kanal transportasi air antara Sungai Kalimas dengan kawasan Pelabuhan Tanjung Perak.
Karlinda Sari Senior Manager Hukum dan Humas Pelindo Regional 3 menyebut konsep mengangkut miniatur Jembatan Petekan terinspirasi dari semangat Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama jajaran dalam merevitalisasi kawasan Kota Lama Surabaya, yang terletak tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak dan dioperasikan Pelindo.
Pelabuhan Tanjung Perak sendiri, hingga sekarang merupakan pelabuhan dengan rute pelayaran domestik terbanyak di Indonesia.
“Kawasan Kota Lama Surabaya, termasuk Jembatan Petekan, dengan Pelabuhan Tanjung Perak merupakan suatu kesatuan warisan sejarah yang sangat tepat untuk segera direvitalisasi. Karena membangkitkan memori kolektif kejayaan Kota Surabaya dan simbol gotong royong antara pemerintah, komunitas kota, dan para pelaku bisnis yang bersama-sama menghidupkan makna sejarah untuk semangat membangun kota modern yang humanis di masa depan,” ungkapnya.
Dia mengatakan visi tersebut sangat berdasar, karena menurut catatan Pelindo, pasca Pandemi Covid-19, arus kunjungan kapal pesiar internasional ke Pelabuhan Tanjung Perak kembali bergeliat.
Pada periode Oktober 2022 hingga November 2023 tercatat ada 10 kunjungan cruise yang sandar. Bahkan untuk tahun 2024 ini, tercatat sudah ada pengajuan dari 14 cruise untuk sandar dan membawa ribuan turis internasional.
“Tak sedikit di antara turis cruise tersebut yang ketika sandar (di pelabuhan), mereka menyempatkan berjalan-jalan menikmati pemandangan sudut-sudut arsitektur zaman dulu di Kota Surabaya,” kata Karlinda Sari.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya pun mengapresiasi baik dukungan Pelindo pada upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam merevitalisasi kawasan kota lama Surabaya.
“Semangat merevitalisasi Kota Lama Surabaya erat dengan tema Surabaya Vaganza tahun ini yakni, The Chronicle of Surabaya. Kota Lama Surabaya bisa menjadi jangkar memori kejayaan masa lampau Surabaya. Seperti Jembatan Petekan yang diusung mobil hias Pelindo, dulunya merupakan simbol kemajuan teknologi. Pada awal abad ke-20, Kota Surabaya sudah punya jembatan yang bisa dibuka-tutup untuk lalu lintas kapal,” ungkapnya.
Terpisah, Prof. Purnawan Basundoro Guru Besar Sejarah Perkotaan dari Universitas Airlangga menyampaikan hal senada. Pengembangan suatu kawasan kota lama sangat perlu dukungan dan perhatian dari para pemangku kepentingannya. Bukan semata dari pemerintah kota.
“Pada konteks Kota Lama Surabaya, perhatian dan kerja sama dengan Pelindo, sebagai pengelola gerbang wisatawan mancanegara (dari pelabuhan laut) tentunya sangat tepat. Terutama untuk turut berperan mempromosikan kawasan Kota Lama Surabaya secara lebih luas sebagai destinasi atraksi wisata dengan keterkaitan kisah sejarah,” jelasnya. (bil/ham)