Jumat, 22 November 2024

Dua Jurnalis Al Jazeera Meninggal Usai Mobilnya Dibom Israel Saat Selamatkan Anak Kecil di Gaza

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mobil 2 jurnalis Al Jazeera yang dibom militer Israel saat keduanya tengah menyelamatkan anak kecil di Gaza. Foto: Arab World

Serangan udara Israel di Gaza pada, Rabu (1/8/2024) waktu setempat, kembali menewaskan jurnalis yang sedang bertugas di kawasan tersebut. Keduanya merupakan jurnalist Al Jazeera, yakni Ismail al-Ghoul yang bertugas sebagai reporter dan Rami al-Rifi sebagai juru kamera.

Melansir The Independent, militer Israel saat itu tengah menarget mobil yang ditumpangi Ismail al-Ghoul dan Rami al-Rifi, yang saat itu keduanya mencoba menyelamatkan seorang anak. Naas, serangan tersebut meledakan mobil tersebut dan membuat ketiganya meninggal dunia.

“Para jurnalis Al Jazeera itu sedang dalam perjalanan untuk melaporkan dari dekat rumah Ismail Haniyeh pemimpin Hamas yang hancur, setelah pembunuhannya di Iran,” kata Anas Al-Sharif yang merupakan rekan al-Ghoul dan al-Rifi, Rabu.

Jenazah dua jurnalis Al Jazeera yang terbunuh itu kemudian dibawa ke rumah sakit al-Ahli di dekatnya, tempat al-Sharif berbicara melalui telepon dengan kantor berita Qatar tersebut. Sementara informasi tentang anak yang ikut terbunuh dalam serangan itu tidak tersedia.

Al Jazeera sendiri mengecam “pembunuhan yang disengaja” terhadap jurnalisnya dan berjanji untuk “mengambil semua tindakan hukum untuk mengadili para pelaku kejahatan ini”.

“Serangan terbaru terhadap jurnalis Al Jazeera ini merupakan bagian dari kampanye penargetan sistematis terhadap jurnalis jaringan tersebut dan keluarga mereka sejak Oktober 2023,” kata Al Jazeera dalam pernyataannya.

Setidaknya 113 pekerja media, yang sebagian besar warga Palestina, telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara dan darat di wilayah itu menyusul serangan Hamas Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 warga Israel. Namun, serangan balasan Israel, justru sejauh ini telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina di Gaza.

Mohamed Moawad, Direktur Pelaksana Al Jazeera Arabic mengatakan tanpa al-Ghoul, dunia tidak akan melihat “gambar-gambar pembantaian yang menghancurkan Gaza”.

Dia juga mengungkapkan, kematian al-Ghoul meninggalkan seorang istri yang tinggal di kamp pengungsi internal dan seorang putri kecil. “Malu pada mereka yang telah gagal melindungi warga sipil, jurnalis, dan kemanusiaan,” kata Moawad.

Hamas menuduh Israel sengaja menargetkan para jurnalis, menyebutnya sebagai “kejahatan keji” yang bertujuan “meneror dan membungkam” awak media Palestina yang melaporkan “genosida yang sedang berlangsung” di Gaza.

Stephane Dujarric Juru bicara PBB pun ikut menyerukan penyelidikan dan pertanggungjawaban atas pembunuhan kedua jurnalis tersebut.

Namun, Israel membantah telah menargetkan wartawan dan menyalahkan Hamas yang bertempur di daerah perkotaan yang padat penduduk atas tingginya jumlah korban tewas. Militer Israel pada Desember lalu mengatakan bahwa mereka tidak pernah, dan tidak akan pernah, secara sengaja menargetkan wartawan. (bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs