Dua bayi laki-laki kembar siam asal Tulungagung menjalani dioperasi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Seorang di antaranya meninggal dunia karena kelainan jantung.
Arselo dan Arsenio lahir 17 April 2024 lalu di RS Bhayangkara, usai diketahui kembar siam baru dirujuk ke RS Dr. Iskak Tulungagung. Setelah mengalami sakit dibawa ke RSUD Dr. Soetomo 14 Agustus. Dua hari setelahnya, 16 Agustus keduanya menjalani operasi pemisahan.
Dokter Wurry Ayuningtyas Spesialis Anak, salah satu tim dokter kembar siam di RSUD Dr. Soetomo menyebut, sejak diketahui kembar siam sudah dikoordinasikan tapi operasi harus menunggu berat badan cukup.
“Ya jadi pada saat datang itu, pasien ini dikonsultasikan ke kami di usai tiga bulan. Sebenarnya dari lahir sudah dikonsultasikan kami. Lalu kami follow up. Biasanya pemisahan ini, kalau kondisinya stabil pasti menunggu dengan berat badan yang cukup, dan usia cukup,” paparnya saat konferensi pers di RSUD Dr. Soetomo, Selasa (20/8/2024).
Saat kedua bayi berusia 3,5 bulan, Arsenio mengalami penurunan kesehatan dan terdeteksi infeksi.
“Pada saat itu kami follow up diusia tiga bulan setengah dan didapatkan ada kelemahan anggota gerak pada salah satu bayi. Kemudian ada infeksi, sehingga diputuskan 14 Agustus karena kondisi salah satu bayi menurun. Jadi segera dirujuk di sini,” imbuhnya.
Saat operasi pemisahan, Arsenio akhirnya meninggal usai sempat dipijat jantung.
“Selama operasi dilakukan pemijatan jantung untuk mejaga kestabilan untuk proses yang lain, untuk saudaranya,” ucapnya.
Sedangkan, Arselo kondisinya sudah membaik dan stabil, meski luka bekas operasi masih dalam pantauan dokter.
Sementara Yeni Dwi (26 tahun) ibu kandung kedua bayi menerangkan, sekarang Arselo sudah tidak menakai alat bantu napas, dan diperbolehkan minum air mineral.
Selama sembilan bulan mengandung, Yeni menyebut, hasil pemeriksaan kandungannya sehat dan baik. Tidak pernah diketahui, kembar siam.
“Tahu kembarnya (usia kehamilan) sembilan minggu. Kalau kembar siamnya tidak tahu sama sekali cuma waktu usia kandungan tujuh bulan, ada kecurigaan sempat dirujuk USG di Malang dinyatakan kondisi baik bahkan posisi 69 kepala satu di bawah, satu di atas. Jadi secara logika gak mungkin dempet,” paparnya.
Bayi dengan satu anus dan penis itu awalnya sehat hingga usia tiga bulan, sering demam.
“Baru diketahui infeksi paru, dua-duanya panas,” tandasnya. (lta/iss/ipg)