Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) yang merevitalisasi kawasan kota lama untuk melengkapi destinasi wisata yang sudah ada.
A. H. Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menyebut, yang terpenting dari revitalisasi kawasan adalah tema. Selain menggambarkan secara nyata kisah sejarah, juga menampilkan kesan beda dengan wisata lainnya.
“Jadi sebelum dilakukan langkah, harus jelas kota tua digambarkan seperti apa. Kalau kampung Eropa, tentunya bernuansa tematik. Sehingga nyambung antara kondisi sejarah dengan penampakannya, cita rasa saat sudah terevitalisasi,” kata Thony pada Selasa (23/1/2024).
Thony menyebut, tidak sekadar menggandeng ahli sejarah dan arsitektur bangunan, tapi juga sosiolog untuk memastikan kawasan yang didesain sesuai dengan persepsi pengunjung yang diinginkan ketika datang ke sana.
“Karena kaitan kedatangan orang di satu tempat itu sosiologi kawasan. Jadi orang datang di situ (kota lama) akan ter-framming seperti apa, itu lebih penting,” katanya.
Memikirkan persepsi pengunjung yang datang ke tempat wisata menurutnya penting. Agar kawasan yang dibangun tidak sekadar ramai pada awal lalu sepi.
“Kita sering kali mendesain kawasan tapi tidak dikunjungi orang. Atau dikunjungi sekali, lalu tidak kembali. Karena secara sosiologis rasa di kawasan itu tidak tertangkap oleh mereka. Jadi perlu ada pemikiran, datang di sini tidak sekadar tempat makanan yang kebutuhannya memang itu, tapi kesannya juga harus terbangun,” bebernya lagi.
Thony menilai Kota Lama akan menambah magnet Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata.
“Surabaya potensinya kuat sekali, apalagi yang menyangkut kehidupan masa lalu kesejarahannya maupun target kita untuk memunculkan kawasan wisata. Tak hanya destinasi tapi membangun spirit masyarakat yang datang di kawasan situ terutama spirit juangnya,” tuturnya.
Sementara soal rencana Pemkot menggandeng komunitas jip, dinilai relevan dengan sejarah serta sebagai gambaran nuansa militer masa lalu.
Pemkot Surabaya juga harus menggandeng perusahaan atau pemerintah yang merupakan pemilik mayoritas gedung-gedung tua di kawasan Kota Lama. Agar ikut menghidupkan suasana usai kawasan itu direvitalisasi. (adv/lta/ham)