Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Surabaya, melakukan pembangunan jalur ganda (double track) Sepanjang-Wonokromo.
Double track ini merupakan kelanjutan dari jalur ganda Mojokerto-Sepanjang yang telah rampung per 1 Desember 2023. Serta menjadi segmen terakhir dari Jalur Ganda Selatan Jawa di Jawa Timur (Jatim).
Double track Sepanjang-Wonokromo akan dibangun sepanjang tujuh kilometer. Jalur ini menghubungkan Jalur Ganda Selatan Jawa segmen Cirebon-Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun-Wonokromo dengan segmen Mojokerto-Sepanjang.
Nurhadi Unggul Wibowo Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya menjelaskan, double track Sepanjang-Wonokromo merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN).
Pembangunan double track meliputi empat provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Khusus Jawa Timur terdapat jalur sepanjang 205 kilometer yang dibangun double track. Pembangunannya telah dimulai sejak 2016 silam hingga kini.
Mulai dari ruas Kedungbanteng-Madiun, Madiun-Jombang, Jombang-Mojokerto, kemudian Mojokerto-Sepanjang.
“Total kami sudah membangun 198 kilometer double track. Alhamdulillah sudah dioperasikan untuk yang segmen terakhir kemarin per 1 Desember 2023. Selanjutnya, untuk menyelesaikan double track Jawa Selatan di Jawa Timur, menyisakan tujuh kilometer lagi di segmen Sepanjang-Wonokromo,” kata Nurhadi dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Selasa (6/2/2024) pagi.
Pada saat ini DJKA tengah melakukan penerbitan dan pengadaan lahan. Sedangkan proses pembangunan akan dimulai pada awal 2025.
Nurhadi menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah mengebut pembebasan lahan seperti di wilayah Pagesangan dan Kebonsari. Terdiri dari rumah dan tanah milik penduduk, hingga aset pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Nurhadi juga menyinggung terkait pembangunan double track di bawah jembatan layang Mayangkara. Pihaknya sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
“Tidak menutup kemungkinan juga ada pembangunan fly over. Sebab ada dua unit, JPL 1 dan JPL 1A, di Wonokromo. Lokasinya setelah Stasiun Wonokromo,” ungkap Nurhadi.
Berdasarkan hasil studinya pada 2022 lalu, jalur di bawah fly over Wonokromo dilalui lebih dari 140 ribu kendaraan per hari. Dengan frekuensi kereta api yang akan meningkat, maka palang pintu kereta api juga akan sering menutup. Hal ini berpotensi menimbulkan kemacetan.
“Kami masih berupaya apakah dimungkinkan untuk dibangun fly over sehingga bisa meng-cover semua lalu lintas yang ada di sana. Sehingga perlintasan yang awalnya sebidang menjadi tidak sebidang,” terang Nurhadi.
Ia berharap pada tahun ini sudah ada format yang disepakati tentang double track di perlintasan sebidang di bawah Jembatan Layang Mayangkara.
“Nah konstruksinya, kami targetkan dua tahun, pada 2025 dan 2026. Kalau pembebasan lahan sudah mulai sejak 2022. Pada 2022 kami sudah melakukan pembayaran dalam enam tahap. Kemudian 2023 kami melakukan pembayaran dua tahap. Terusnya di 2024 yang 43 bidang. Rencana kami, jika nanti masih ada yang keberatan, akan kami lakukan penitipan uang di pengadilan atau konsinyasi,” ujar Nurhadi.
Nurhadi menegaskan, double track Sepanjang-Wonokromo meningkatkan keselamatan dan kecepatan. Kecepatan bisa tembus 120 kilometer per jam. “Pertambahan kecepatan itu akan membuat pengurangan waktu tempuh,” tuturnya. (sya/saf/ham)