Jumat, 22 November 2024

Dokter: Perokok Aktif 4 Kali Lipat Terkena Resiko Kanker Paru

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi- Rokok. Foto: Pixabay

Dokter (dr.) Mariska Pangaribuan Spesialis Paru Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta mengatakan perokok pasif memiliki risiko empat kali lipat terkena kanker paru, dibanding yang tidak terpapar asap rokok sama sekali.

“Orang yang tidak merokok, tapi menghirup asap rokok, memiliki empat kali lipat risiko terkena kanker paru dibandingkan yang tidak merokok,” kata Mariska dilansir Antara, Kamis (29/2/2024).

Mariska mengatakan risiko kanker paru membesar menjadi 13 kali lipat pada perokok aktif, dibandingkan dengan orang yang tidak merokok sama sekali.

Ia mengungkapkan hal tersebut dapat terjadi, lantaran asap rokok mengandung sekitar 4.000 senyawa kimia dan 400 zat berbahaya terhirup ke dalam jaringan epitel yang berada di paru-paru.

“Ada 43 zat karsinogenik atau zat yang bisa menyebabkan kanker, yang apabila terhirup dapat menyebabkan perubahan DNA atau kerusakan DNA pada sel, yang pada ujungnya akan menyebabkan keganasan pada sel yang rusak tersebut,” jelasnya.

“Kalau merokok kan nggak cuma sekali ya, bertahun-tahun, sehari bisa satu bungkus, dua bungkus, itu lama-lama, sel tadi tidak bisa kembali bagus lagi. Dia menjadi sel yang rusak dan menjadi sel yang anomali, menjadi sel yang ganas,” tambahnya.

Sel ganas tersebut, lanjut dia, dapat membelah diri menjadi sel ganas yang lebih banyak lagi, sehingga kanker dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.

Untuk itu, ia menegaskan kepada masyarakat yang masih merokok untuk dapat berhenti dari kebiasaannya tersebut. Karena, berbahaya dan mengakibatkan risiko kanker tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang lain.

“Apabila kita mendapatkan risikonya sedang sampai ke tinggi, sebaiknya segera datang ke rumah sakit atau ke dokter paru untuk dinilai, perlukah kita melakukan skrining lebih lanjut,” ujarnya.

Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) RI telah menyatakan agar masyarakat melakukan skrining kanker, sehingga penyakit tersebut dapat diketahui sejak dini dan bisa disembuhkan.

“Pesan saya untuk masyarakat, jangan takut untuk skrining dan periksa kanker, karena itu masalah,” kata Menkes.

Budi menilai menunda pemeriksaan kanker justru akan menyebabkan penyakit kanker menjadi semakin parah, semakin kecil peluang kesembuhannya dan semakin banyak menghabiskan biaya. (ant/man/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs