Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyelidiki dugaan pencemaran yang mengakibatkan air sungai keruh di Simo Gunung Barat, Senin (10/6/2024).
Dedik Irianto Kepala DLH Kota Surabaya menyebut, petugas sudah menyisir kawasan setempat termasuk saluran air di sekitar Tol Banyu Urip untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas industri rumahan maupun pabrik.
“Teman-teman tadi sudah ke sana melakukan pengecekan, sambil mencari tahu arah airnya ke mana. Hasilnya, kami tidak menemukan adanya usaha apapun yang mengeluarkan limbah hijau di sungai,” kata Dedik.
Hasil penyisiran, petugas mendapatkan satu botol air mineral berisi cairan cat warna hijau di tepi saluran air. “Cairan di dalam botolnya cat dan sudah diambil sama temam-teman,” ucapnya.
Meski cairan itu tidak berbau, DLH tetap melakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui jenis kandungan di dalamnya.
“Meski tidak berbau tetapi itu belum tentu aman, butuh pengujian lanjutan. Makanya baru dugaan saja,” ujarnya.
Ia juga berkoordinasi dengan pegelola jalan tol tersebut untuk mengecek rekaman pada CCTV pada Selasa (11/6/2024).
“Kalau yang dilakukan mencemari dan berbahaya bagi lingkungan maka ada undang-undangnya dan bisa sampai ke ranah pidana,” tuturnya.
Sementara, Nur Janah (44 tahun) warga sekitar, mengaku tidak tahu penyebab perubahan warna air sungai.
“Di sini tidak ada yang tahu, awalnya dikira tumpahan oli tapi bukan karena terjadinya tidak sekali tetapi sekitar tiga kali,” ucapnya.
Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa secepatnya mengambil tindakan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Orang dari pemkot ke sini. Kalau warga tidak ada yang terganggu, cuma cepat ada penanganan saja,” katanya. (lta/saf/ipg)