Seorang perempuan asal Surabaya berinisial N (27), mengaku mendapat teror selama 10 tahun dari seorang pria berinisial AP yang merupakan teman sekolahnya sewaktu SMP.
N mengatakan, kejadian ini menimpanya mulai 2014 hingga 2024. Selama kurun waktu itu, ia mengaku mendapat ribuan pesan di media sosial dan foto-foto alat kelamin terduga pelaku.
Selain di media sosial, N juga mengaku pernah mendapat teror secara langsung pada 2018 di mana terduga pelaku datang ke rumahnya ketika hari sudah gelap.
“Itu yang paling parah, rumah saya dilempar jam mati yang berisi surat,” katanya.
“Yang horor itu, dia datang jam 01.00 malam ke rumah saya. Dia cuma berdiri sampai jam 04.00 subuh. Ada juga di mana ia tiba-tiba datang mau ke rumah. Tapi selalu saya cegah. Nah ia kalau mau datang, selalu ngomong, ‘hai, aku mau ke rumahmu cantik’, gitu,” imbuhnya.
Sebelum melapor ke polisi, N sempat membuat unggahan di media sosial. Dari sana, dia mendapat dorongan dari banyak netizen untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.
Hingga akhirnya dia melaporkan ke Unit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim, pada Jumat (17/5/2024) malam. Ketika melaporkan AP ke Polda Jatim, N datang seorang diri.
N menduga, peristiwa itu berawal ketika ia memberikan uang Rp5 ribu ke AP ketika masih SMP. Tampaknya, hal itu disalah artikan oleh terduga pelaku.
“Kebaikan saya disalah artikan. Dikira saya suka. Saya pernah menolaknya. Ia mencoba mendekati saya pada 2014, 2015, namun saya tolak dengan baik,” ucapnya.
Akibat kejadian itu, N mengatakan bahwa AP membuat ratusan akun di Instagram dan X. Ia mengungkapkan, hampir setiap hari AP mengerimkan pesan bernada godaan, melecehkan dirinya, bahkan mengirimkan foto kelamin AP.
“Saya tidak menghitung berapan pesan teror. Kadang sehari tiga kali. Kadang sebulan berapa kali. Kadang dalam seminggu selalu ada. Ada juga foto-foto kelamin,” ucapnya.
N mengungkapkan bahwa AP pernah mengancam akan membunuh siapa pun pria yang mendekatinya. Sehingga N merasa tertekan.
“Saya juga mau menikah. Saya didukung oleh pacar saya. Di sisi lain, memang banyak netizen yang support saya,” ujarnya.
Atas kejadian yang mengusiknya itu, N menyatakan jika keluarganya sudah pernah mengultimatum AP secara langsung. Tetapi teror itu tetap berlanjut.
Oleh karena itu, untuk menuntaskan masalah ini, N mengambil langkah dengan melaporkan AP ke polisi.
Sementara itu, AKBP Charles Tampubolon Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim menyebut pihaknya telah menerima laporan korban berinisial N itu.
“Jumat malam membuat laporan dan setelah itu langsung dimintai keterangan. Dari hasil keterangan korban, kami langsung selidiki ,” ucapnya.
Saat ini, katanya, polisi akan bergerak cepat menangani perkara ini agar segera terselesaikan. (ris/saf/iss)